MEMILIH PEMIMPIN TANPA MELALUI PARTAI DAN JENJANG NAIK DARI KETUA RT SAMPAI PRESIDEN
Oleh: Aryandi Yogaswara
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Tulisan ini meneruskan konsep 7 lapis langit pemerintahan dari RT sampai dengan Presiden di artikel kedua, tentang gagasan sistem pemerintahan, khususnya proses pemilihan para pemimpin kita berdasarkan sila ke 4 Pancasila: Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Hasil Pemilu Indonesia pertama pada tahun 1950 menunjukan bahwa mayoritas penduduk Indonesia pada dasarnya terbagi menjadi tiga golongan besar:
1. Agama atau haluan kanan. Idealismenya adalah kesesuaian antara Firman Tuhan dan jalannya pemerintahan. Ketika kitab Suci dijadikan panduan, maka haluan ini meyakini bahwa bangsa Indonesia akan berjaya karena mendapat Rahmat Ilahi.
2. Kapitalisme dan Liberalisme, atau golongan menengah yang fokus pada pembangunan ekonomi dan pendidikan dalam membangun bangsa dengan mengutamakan kapital atau modal sebagai sumber daya yang utama untuk memajukan bangsa
3. Nasionalisme, Marhaenisme, dan Sosialisme atau haluan kiri yang memiliki semangat membela golongan kelas bawah yang banyak di Indonesia agar tidak dimanfaatkan dan didominasi oleh golongan kelas menengah atau yang diistilahkan dengan kaum borjuis
Kelak pada masa Orde Baru kenyataan dominasi pandangan politik rakyat Indonesia menjadi dasar penetapan partai politik hanya menjadi 3 yaitu:
1. PPP
2. Golkar