Pernahkah kita bertanya, seberapa jauh keberhasilan pembangunan daerah bergantung pada keselarasan politik antara pemerintah pusat dan daerah?
Apakah benar bahwa kesamaan partai pemenang antara pusat dan daerah bisa menjadi kunci percepatan pembangunan, atau justru menjadi jebakan dalam bentuk program-program yang hanya berjalan di atas kertas? Apakah keselarasan politik ini membuka pintu lebar bagi kemajuan, atau justru hanya menciptakan ruang kosong yang menunggu diisi dengan janji-janji politik?
Dalam konteks Bukittinggi, siapakah kandidat Walikota yang punya keselarasan politik antara Pemerintah Pusat dan Daerah? Ya, satu diantara empat kandidat itu adalah Erman Safar dan pasangan nya Heldo Aura. Ini menarik untuk di bahas lebih lanjut.
Dalam tulisan ini, saya ingin mengulas bagaimana agenda pembangunan yang selalu digadang-gadang pada periode kedua kepemimpinan Erman Safar jika terpilih kembali pada Pilkada 2024 ini. Tentu sebagai kandidat yang selaras arah politiknya dengan pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo Subianto yang notabene juga sebagai Ketum Parpol Gerindra, akan ada garansi bahwa pemerintahan nya nanti bisa berjalan dengan baik, atau malah menjadi mimpi yang tak terwujud.
Dalam hemat saya, pembangunan daerah pada periode kedua kepemimpinan Erman Safar nanti, jika terpilih kembali pada Pilkada 2024, memiliki potensi yang sangat signifikan. Salah satu faktor utama yang mendukung ini adalah kekuatan politik partai pemenang yang sejalan antara pusat dan daerah.
Artinya, tidak hanya ada dukungan dari pemerintah daerah, tetapi juga sinergi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang lebih mudah diakses dan diimplementasikan.
Contoh konkret yang bisa dilihat adalah bagaimana pembangunan di daerah-daerah yang dipimpin oleh kepala daerah yang memiliki kedekatan dengan partai penguasa pusat sering kali mendapat perhatian lebih dalam hal alokasi anggaran.
Sebagai contoh, pada masa kepemimpinan Presiden Jokowi, banyak daerah yang dipimpin oleh kepala daerah dari partai yang sama berhasil mendapatkan infrastruktur yang lebih baik, seperti pembangunan jalan tol, rumah sakit, dan sekolah baru. Koneksi politik yang kuat antara pusat dan daerah mempercepat realisasi anggaran yang pada akhirnya meningkatkan kualitas layanan publik.
Mari kita lihat sektor-sektor yang jadi fokus pembangunan pada kepemimpinan kota Bukittinggi selanjutnya, yang di antaranya mencakup pendidikan, kesehatan, layanan publik, pariwisata, sarana olahraga, dan peningkatan ekonomi kerakyatan. Jika kita melihat konteks pembangunan sebelumnya, Bukittinggi sudah cukup menunjukkan upaya dalam memperbaiki infrastruktur dasar dan sosial.
Namun, banyak yang merasa bahwa ada potensi yang masih bisa digali lebih dalam, terutama di sektor-sektor yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.