Lihat ke Halaman Asli

Situ Lengkong Panjalu

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan sebelumnya..

 

Setelah puas bercengkrama dengan berbagai macam asinnya air laut dari selatan, dan melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, tak terasa kulitkupun mulai terlihat hitam walau tak sampai legam terbakar matahari. Terlihat sudah guratan-guratan dari putihnya kulitku ke hitam-hitamnya kulitku...ooo-eeem-jiii. Biarlah, hitam-hitam kereta api, biar hitam masih banyak yang mencari (nagih hutang) hahahaa..!!

Setiba di kota asal, kamipun langsung beristirahat total seharian. Sekedar melepas penat di setiap garis urat saraf, kami pun memutuskan untuk memanggil tukang pijat. "heh, tunggu dulu.!! tukang pijat disini adalah tukang pijat biasa, dan bukan pijat++ lho.??, kalau yang begituan sih, bisa-bisa tambah cape.!!" dan maaf yaa..untuk yang satu ini foto tak bisa kutampilkan. "Malu ahh.. keliatan dada ku yang berbulu, nanti bisa-bisa pak kate, kang hadi dan kang ibeng naksir dech.!! ihh, emang kita cowok afa’aan.??" kalau mariska, inge atau gendis yang naksir sih, masih mending, plis dech.

 

Ciamis, 29-des,2009

Perjalanan tetap dilanjutkan. Namun kali ini, perjalanan sengaja kami balik menjadi 180derajat. Kali ini perjalanan menuju arah utara kota ciamis. Sebenarnya tujuan kami atau lebih tepatnya aku, adalah untuk sowan ke eyang (sunda=karuhun/bubuyut) atau nenek moyang dari penulis.

Persemayaman eyang berjarak ± 40 km ke arah utara dari ciamis, dan akan menghabiskan waktu ± 1-2 jam perjalanan darat. Eyang disemayamkan di sebuah bukit/pulau kecil di tengah-tengah danau (seperti pulau samosir dan danau tobanya). Namun, yang membedakan disini adalah terdapatnya ratusan bahkan  ribuan kelelawar yang tak terlihat lelah terus berputar mengitari pulau, seolah menjadi para pengawal-pengawal pulau.

[caption id="attachment_49267" align="aligncenter" width="300" caption="tampak dari sisi/doc.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_49265" align="aligncenter" width="225" caption="Kelelawar bergelantungan/doc.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_49266" align="aligncenter" width="300" caption="ratusan kelelawar mengitari pulau/doc.pribadi"][/caption] Jaman baheula, tempat ini memang sudah dijadikan objek wisata. Dan tidak  sembarang wisatawan yang bisa menyeberang pulau, apalagi bisa masuk dan duduk bersimpuh di sisi makam eyang.(kecuali masih ada keturunan).

Lain dulu lain sekarang, saat ini menjadi objek wisata yang cukup terkenal di daerah jawa barat. Tempat itu adalah bernama Situ Lengkong Panjalu. Arti kata Panjalu berasal dari kata Jalu (sunda) yang berarti jantan, jagoan, jawara atau pendekar. Ditambah awalan Pan, maka menjadi Panjalu.

Secara umum, watak seorang turunan panjalu adalah seorang yang keras, militan, penuh kharisma dan cukup disegani karena konon banyak memiliki ilmu kanuragan warisan dari karuhun (ehem).

 

Untuk bisa ke tengah pulau, kita memerlukan sebuah perahu. jenis perahunya pun macam-macam ada yang pake dayung dan ada yang sudah menggunakan mesin. Biasanya, sebelum sampai atau bisa menyeberang ke tengah pulau, kita di ajak keliling mengitari tiap-tiap sisi pulau (tergantung negosasi dengan tukang perahu)

[caption id="attachment_49268" align="aligncenter" width="300" caption="sisi pulau panjalu/doc.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_49269" align="aligncenter" width="300" caption="sisi kanan situ panjalu/doc.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_49337" align="aligncenter" width="300" caption="arus sungai situ lengkong/doc.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_49338" align="aligncenter" width="225" caption="bermain air/doc.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_49340" align="aligncenter" width="300" caption="sisi kiri situ lengkong/doc.pribadi"][/caption] Akhirnya, sampai juga kami dipintu gerbang pulau menuju persemayaman eyang.ohya, sebelum bisa masuk ke puncak bukit, ternyata kami di hadang oleh 2 ekor harimau kembar yang besar yang bernama Bongbang Larang (jantan) dan Bongbang Kancana (Betina) awalnya kami takut, namun entah kenapa 2 ekor harimau itu tidak bisa mengganggu kami (mungkin mereka tahu siapa aku) [caption id="attachment_49289" align="aligncenter" width="225" caption="pintu gerbang/doc.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_49284" align="aligncenter" width="225" caption="harimau kembar/doc.pribadi"][/caption]

Setelah melewai 2 harimau kembar, akhirnya kami diijinkan masuk memasuki anak tangga menuju puncak bukit tempat persemayaman eyang.

 

[caption id="attachment_49293" align="aligncenter" width="225" caption="anak tangga menuju puncak/doc.pribadi"][/caption]   [caption id="attachment_49359" align="aligncenter" width="225" caption="anak tangga tampak atas/doc.pribadi"][/caption]   [caption id="attachment_49360" align="aligncenter" width="300" caption="persemayaman eyang/doc.pribadi"][/caption]   [caption id="attachment_49362" align="aligncenter" width="300" caption="peristirahatan eyang/doc.pribadi"][/caption] walau tidak melakukan sholat sunah 2 rakaat, dan sekedar membaca surah yassin utuk eyang, aku percaya eyang sudah tahu maksud kedatangan aku. dengan mengambil air mudhu dan meditasi sebentar kupajatkan do'a :

 

"Assalamualaikum..."

"Eyang..., cucu mu datang."

"Eyang..., mohon maaf cucu ga bisa bacakan doa buat eyang, aku harap eyang ga marah."

"Eyang..., aku cucumu, memohon sa'faat mu, mudah2an di tahun yang akan datang (thn.2010) indonesia bisa lebih bersatu,  dan lebih berjaya.!!"

" Agar bisa di pandang kedua mata oleh bangsa-bangsa yang lain, rakyat tentrem loh jinawi, gemah ripah repeh rapih."

"Jauhkan dari segala marabahaya, jauhkan dari segara kemarahan bumi ini."

"eyang..., satukan kami.. jauhkan kami dari segala bentuk perpecahan antar suku, antar ras, dan kepercayaan manapun"

"eyang.., secara khusus kuatkan diriku dalam segala terjangan dan hantaman ombak kehidupan yang keras, kuatkan aku eyang.. kuatkan. "

"eyang.., secara khusus agar kompasiana lebih terus maju menunjukan kwalitas terbaiknya dan kompasianer bisa saling asah, asih dan asuh."amiiiinn...

"eyang, aku pamit dulu..!! tolong jaga cucumu ini eyang.. daagh eyaaang, assalammualaikum."

Tak berapa lama, kami pun segera pulang kembali ke ciamis guna bersiap-siap untuk kembali ke kota tempat mencari nafkah masing-masing.(bersambung)

 

 

 

tujuan berikutnya Batu Kapur

 

sumber : Kerajaan Panjalu Ciamis (dari wikipedia)

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline