Lihat ke Halaman Asli

Aryadi Nurfalaq

Namaku Aryadi

Potensi Air Tanah Kota Palopo

Diperbarui: 10 Januari 2020   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air tanah merupakan salah satu sumber air yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Air tanah dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga maupun industry seperti perhotelan dan perusahaan air mineral. Air tanah berasal dari dalam tanah yang telah mengalami proses siklus hidrologi. Air yang telah mengalami penguapan dari laut, sungai, danau kemudian mengalami kondensasi ke atmosfer. Air tersebut kemudian jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Air hujan kemudian ada mengalir di permukaan dalam bentuk aliran permukaan (run off) menuju danau, sungai dan laut. Sebagian lagi memgalami proses infiltrasi yaitu air meresap ke dalam bawah permukaan bumi. Air ini kemudian terakumulasi membentuk suatu cekungan air tanah. Hal bergantung dari struktur geologi, dan kondisi hidrogeologi suatu daerah.

Secara geografis, bentang alam Kota Palopo khususnya bagian timur berupa dataran rendah. Batuan penyusun di daerah ini didominasi oleh endapan alluvial. Endapan alluvial terdiri dari pasir, lempung dan kerikil yang dapat bertindak sebagai pembawa air tanah (akuifer). Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palopo tahun 2012-2032 cekungan air tanah di Kota Palopo terletak di Kelurahan Salubattang Kecamatan Telluwanua dengan luas area lebih kurang 2.634,71 hektar. Air tanah Kota Palopo tergolong ke dalam air tanah dangkal dengan kedalaman yang bervariasi mulai dari kedalaman 1 m hingga 12 m dengan material penyusun pasir dan kerikil yang memiliki sifat porositas dan permeabilitas baik (Manrulu et al, 2018).

Air tanah di Kota Palopo dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari keperluan rumah tangga, usaha air mineral hingga perhotelan/penginapan. Air tanah dimanfaatkan sebagai sumber air bersih dalam bentuk sumur, sumur pompa, dan sumur bor. Berdasarkan data BPS Kota Palopo (2017) terdapat 51 usaha penginapan dua diantaranya merupakan hotel berbintang dan lainnya berupa usaha penginapan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan air yang cukup besar selain menggunakan PDAM juga memanfaatkan air tanah (sumur bor).

Untuk menjaga ketersediaan air tanah dan mengantisipasi terjadinya eksploitasi air tanah secara berlebihan maka perlu dilakukan upaya konservasi. Upaya konservasi ini dimulai dari menginventarisasi potensi air tanah Kota Palopo dan mengetahui seberapa besar potensinya. Hal ini penting dilakukan agar air tanah Kota Palopo dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Eksploitasi air tanah secara berlebihan dapat berdampak pada penurunan muka air tanah, intrusi air laut, pencemaran air tanah dan penurunan muka tanah (land subsidence) (Rejekiningrum, 2009).

Pengambilan data geolistrik konfigurasi Schlumberger dilakukan sebanyak 12 titik sounding yang tersebar di Sembilan kecamatan. Kecamatan Tellumanua dilakukan di Kelurahan Mancani, Kecamatan Bara dilakukan di Kelurahan Balandai, Kecamatan Wara Utara di Kelurahan Sabbangparu, Kecamatan Wara Barat di Kelurahan Tamarundung, Kecamatan Mungkajang di Kelurahan Latuppa sebanyak 2 titik sounding, Kecamatan Sendana sebanyak 3 titik sounding di Kelurahan Peta, Sendana dan Purangi, Kecamatan Wara Selatan di Kelurahan Takkalalla, Kecamatan Wara di Kelurahan Tompotikka, Kecamatan Wara Timur di Kelurahan Salekoe.

Dari hasil pengukuran geolistrik pada masing-masing titik VES diperoleh variasi tahanan jenis terhadap kedalaman. Nilai tahanan jenis tersebut kemudian dipetakan sebarannya pada kedalaman yang disajikan dalam bentuk peta isoresistivitas. Gambar  merupakan peta isoresistivitas Kota Palopo pada kedalaman 5 m. Dalam peta tersebut dapat dilihat bahwa kawasan yang memiliki potensi air tanah terletak pada bagian timur atau daerah pesisir Kota Palopo. Hal ini ditunjukkan dengan adanya lapisan batuan yang memiliki tahanan jenis <300 Ohm.m (biru). Kawasan Potensi air tanah Kota Palopo mencakup 11,5% dari luas wilayah Kota Palopo yang meliputi kecamatan Wara, Wara Selatan, Wara Utara, Wara Timur, Bara, Telluwanua dan Sendana.

Peta Isoresistivitas Kota Palopo pada kedalaman 60 m (Gambar ) juga memperlihatkan daerah yang memiliki potensi air tanah berada pada daerah pesisir yaitu di sebelah timur Kota Palopo.  Kawasan Potensi air tanah Kota Palopo pada kedalaman ini 6,2% dari luas Kota Palopo yang meliputi tujuh kecamatan yaitu kecamatan Wara, Wara Selatan, Wara Utara, Wara Timur, Bara, Telluwanua dan Sendana.  

Berdasarkan peta isoresistivitas, Kota Palopo memiliki potensi air tanah yang sangat besar. Kawasan Potensi air tanah ini terutama terletak pada daerah pesisir dimana pada daerah ini secara geologi tersusun batuan endapan alluvial. Endapan alluvial ini merupakan endapan sungai yang dapat berupa lumpur, pasir dan kerikil. Batuan ini dapat bersifat permeabel dan berpori sehingga yang dapat menyimpan air tanah.

Lapisan yang mengandung air tanah memiliki nilai tahanan jenis 0,1-183 Ohm.m pada kedalaman >5 m mencakup 6,2-11,5% luas Kota Palopo dengan material berupa endapan alluvial seperti lumpur dan pasir. Daerah yang memiliki potensi air tanah terdapat pada wilayah pesisir di sebelah timur Kota Palopo yang meliputi Kecamatan Wara, Wara Selatan, Wara Utara, Wara Timur, Bara, Telluwanua dan Sendana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline