Lihat ke Halaman Asli

Aryadi Noersaid

TERVERIFIKASI

entrepreneur and writer

Freeport, Prahara Somba Opu

Diperbarui: 23 Februari 2017   18:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia, layaknya Somba Opu. Benteng terakhir bagi Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape-Sultan Hasanuddin.

Sebuah korporasi setara VOC mencoba merebut kedaulatan dengan dalih perjanjian sakral bernama Kontrak Karya.

Sebelum mereka mencabik-cabik negeri ini yang rakyatnya sibuk mempertontonkan kesalehan demi merebut sepenggal teritori bernama Ibu kota. Para 'Aruppalakka' memupuk kekuasaan lewat pertarungan harga diri dengan menghabiskan waktu Memenuhi jalan-jalan dengan standard ganda. Melupakan saudaranya yang bernama Papua.

VOC bernama Freeport merayu, layaknya VOC merayu Bone, Buton dan Ambon untuk bersatu melawan negeri Somba Opu yang mempertahankan kedaulatan demi kebaikan rakyatnya.

Ketika bangsa ini telah terbelah dua maka gunungan emas di timur negeri bernama Papua akan lepas dengan mudahnya ke tangan korporasi. Hancur berkeping-keping menjadi serpihan emas yang cuma menjadi komoditas jual beli dan jadi hiasan tangan, leher dan kaki sang majikan.

Lalu kemanakah gaung mobil komando yang biasanya melengking keras meneriakkan kebesaran Tuhan saat merasa terancam?.

Kita bisa memilih menjadi 'Aruppalakka' yang berjuang hanya untuk golongannya atau menjadi I Makkuruni yang mempertahankan harga diri untuk kebenaran sejati.

Takbiiiiiir!!
-AN-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline