Lihat ke Halaman Asli

Aryadi Noersaid

TERVERIFIKASI

entrepreneur and writer

Flu Teknologi Taksi Angry Bird

Diperbarui: 22 Maret 2016   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, sekitar tahun 2006 dari Hotel Holiday Inn Bandung saya bermaksud ke arah Dago untuk satu pertemuan. Staff hotel menyarankan untuk order Taksi Bluebird yang kala itu baru tersedia di Bandung.

Begitu Taksi Bluebird datang dan keluar dari hotel tidak lama dua taksi melintang ditengah jalan menghalangi Blue bird kami yang keluar hendak memutar. Mereka meminta saya turun dan mempersilahkan mencari Taksi lain.

"Ini Taksi belum ada ijinnya pak, gak boleh beroperasi!"

Karena wajah mereka tidak bersahabat sayapun turun dan mencari taksi lain (tentunya saya menolak untuk naik Taksi si penghadang).

Tidak lama terdengar kabar setelah rapat usai bahwa beberapa Taksi Blue Bird dirusak oleh Taksi asli Bandung yang memprotes keberadaan Taksi blue bird yang berteknologi order melalui call centre dan memakai Argo yang pasti.

Buat supir Taksi bandung disaat itu pola Argo adalah metode perhitungan tarif yang tidak mereka sepakati dan teknologi call centre untuk order Taksi berpotensi mematikan Taksi konvensional lain karena mereka beroperasi hanya berkeliling tanpa ada yang menampung order dari telephone.

Sudah bukan rahasia Taksi dibandung ketika itu akan memberi penawaran sejumlah tarif tergantung mereka sendiri. Bagi yang tahu jalan mungkin bisa membayangkan tarif itu mahal atau tidak, tapi bagi yang tidak tahu jalan bisa terjebak pada jarak yang dekat tetapi tarif terlanjur deal yang mahal.

Saya menyebut aksi Taksi asli bandung sebagai penentangan terhadap teknologi dan layanan berbasis kepuasan konsumen. Saya menyebutnya KATROK!

Begitulah dunia berputar, sekarang ini ribuan Pengemudi Taksi Blue Bird mempelopori demo menentang satu teknologi dan layanan berbasis kepuasan konsumen seperti yang pernah mereka miliki dan perkenalkan pertama kali di kota-kota lain. Alasan mereka sama dengan taksi kota-kota kecil yang menentang mereka. Alasan yang dibungkus untuk menutupi keirian dan ketidak mampuan mereka berkompetisi.

Mereka lupa bahwa dulu mereka menghadapi orang-orang yang menolak layanan Taksi modern yang mereka tawarkan, Taksi mereka dihancurkan oleh orang-orang KATROK yang tidak siap melawan teknologi dan layanan yang diusung BlueBird.

Sepuluh-duapuluh tahun lagi bukan tidak mustahil pengemudi Uber dan GRAB akan melakukan hal yang sama terhadap pengemudi layanan Taksi lain yang memiliki Teknologi menyediakan Taksi berbasis siulan. Begitu kita bersiul Taksi hadir didepan rumah atau bahkan langsung berada dihadapan kita begitu kita Bersiul tiga kali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline