Latar Belakang
Bolivar kecil berasal dari keluarga bangsawan La Puebla de Bolivar yang berasal dari sebuah desa kecil di Basque, Spanyol. Sang ibu berasal dari Kepulauan Canary, sedangkan ayahnya berasal dari keturunan dari keluarga Ardanza. Pada 24 Juli 1783 Bolivar lahir di sebuah rumah di Caracas, Republik Bolivarian Venezuela.
Pembentukan watak dan jalan pikiran Bolivar remaja banyak dipengaruhi oleh Simon Rodriguez. Sebagai guru, Rodríguez mengajari Bolivar tentang banyak hal. Mulai dari prinsip kebebasan, sejarah, filsafat, politik hingga sosiologi. Namun, ketika Bolivar berusia empat belas tahun, Rodríguez terpaksa meninggalkan Venezuela setelah dituduh terlibat dalam rencana penggulingan pemerintah Spanyol di Caracas.
Dapat dikatakan, dari Hipolita Bolivar belajar menjadi pihak yang mengalami ketertindasan. Sementara bersama Rodriguez ia memaknai betul bagaimana penting sebuah kemerdekaan.
Bolivar setelah itu mengikuti akademi militer Milicias de Aragua, sebelum akhirnya pada 1800, Bolivar dikirim ke Madrid, Spanyol selama dua tahun untuk melanjutkan studi militernya. Pada 1804 Bolivar hijrah ke Perancis dan berkeliling ke beberapa negara Eropa lain. Dalam periode inilah ia menekuni ide-ide Pencerahan (Enlightenment) dan membaca banyak karya filsuf seperti Rousseau, Voltaire, dan Montesquieu.
Bolivar, yang kala itu masih berusia 22 tahun menjadi lebih idealis tatkala ia berada di Roma, Italia, pada 1805. Dan tepat pada 15 Agustus 1805, di atas bukit Monte Sacro, Bolivar mengucap sumpah di hadapan Rodriguez untuk membebaskan negaranya dari eksploitasi imperialis Spanyol.
"Aku bersumpah di hadapanmu, aku bersumpah demi Tuhan nenek moyangku, demi nenek moyang mereka sendiri, demi kehormatanku dan negaraku, bahwa aku tidak akan pernah membiarkan tanganku berdiam atau jiwaku beristirahat sampai aku telah merobek belenggu yang mengikat kita ke Spanyol.”
Singkatnya setelah kembali ke Venezuela pada tahun 1807, Simon Bolivar mendapati bahwa posisi Spanyol di Amerika Selatan menjadi lemah akibat invasi Napoleon di Spanyol. Dengan kesempatan yang dimiliki, Bolivar berhasil memimpin kaum buruh, budak dan kalangan proletar untuk melakukan pergerakan dan memimpin beberapa agenda pegerakan kemerdekaan yang berbeda di Amerika Selatan. Bersama-sama, gerakan ini disebut sebagai “Perang Bolivar.” Bolivar telah mulai membayangkan seperti apa Amerika Selatan setelah bebas dan bersatu dari penjajahan Spanyol.
Mulai tahun 1808, dia mulai memimpin gerakan kemerdekaan atau resistance juntas di Amerika Latin. Pada tahun 1813, pasukannya mencapai sukses pertama dengan mengambil alih Caracas dan menyatakan bahwa Venezuela terbebas dari kekuasaan Spanyol.
Simon Bolivar melanjutkan membantu membebaskan Peru, Ekuador, Panama, Kolombia, dan Boliva. Bolivar juga mulai menyatakan dirinya sebagai presiden atas setiap negara yang dia dibebaskan. Bolívar dikenal ingin menyatukan seluruh Amerika Latin menjadi satu negara yang disebut Gran Kolombia. Akibat ambisinya tersebut, Simón Bolívar menghadapi banyak perlawanan dari faksi internal.
Tidak terpengaruh, Bolívar menulis konstitusi bagi negara Gran Colombia yang membuatnya menjadi pemimpin seumur hidup serta mampu menunjuk pengganti pilihannya. Dia dengan cepat menjadi tidak populer dan mengundurkan diri sebagai presiden dalam protes yang digelar pada tahun 1830. Setelah kemundurannya negara-negara di Amerika Selatan menjadi terpecah dan membentuk negara Republik dan pemerintahan masing-masing.