Lihat ke Halaman Asli

Arya Adi Seputro

Manusia biasa yang ingin menjadi manusia seutuhnya

Mencintai yang Tidak Dapat Dicintai

Diperbarui: 3 Februari 2023   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tentang.| Sumber: dream.co.id

Tidak pernahkah kamu merasa jatuh cinta? Apa yang kamu lakukan ketika kamu jatuh cinta? Biasanya orang akan mengejar sampai mendapatkan apa yang dicintainya, dengan apapun caranya. 

Jatuh cinta itu berjuta rasanya, apa lagi hanya si dia yang dipikirkan. Banyak gejala jatuh cinta yang akan kamu alami seperti sulit tidur, suka melamun, dan apa yang ada dipikiran mu hanya si dia. Perasaan mudah rindu akan menusuk-nusuk lubuk hati mu yang paling dalam, dan intensitas ingin bertemu akan menjadi lebih besar. Ada orang yang dengan mudah mengungkapkan perasaan jatuh cintanya, tetapi ada juga yang susah mengungkapkannya. 

Tetapi apakah kamu paham makna sesungguhnya dari "cinta"? Orang dengan mudah menyebut kata cinta tetapi tak dapat memahami makna dari cinta. Karena cinta sendiri sangatlah subjektif untuk didefinisikan. Sampai sekarang saya pun belum banyak memahami makna dari kata cinta yang sesungguhnya. Namun saya tertarik dengan pandangan serta pendapat dari Zlavoj Žižek yang sangat sulit untuk dipahami.

Selain itu, terdapat pandangan Zlavoj Žižek mengenai cinta yang sangat dipengaruhi oleh teori psikoanalisis. 

Cinta lahir dari kebebasan dan tidak pernah dapat diperintahkan, apalagi dipaksakan.  Selain itu, cinta punya enam komponen. Enam komponen itu adalah hasrat, kehadiran, komitmen, akal budi, berkembang, dan paradoks. Hal yang menarik dari keenam komponen tersebut ialah paradoks, bagi Žižek cinta adalah paradoks. Paradoks dalam cinta contohnya adalah mencintai apa "yang tak dapat dicintai".

Makna " yang tak dapat dicintai" adalah ketika kita harus mencintai apa yang menjadi sisi negatif dan hal-hal traumatis yang pasangan kita miliki. Sulit bukan? Tentu saja. Bagaimana bisa seseorang mencintai hal-hal negatif yang dimiliki oleh pasangannya. Begitulah pemikiran Žižek, jika kamu belum bisa menerima dengan sepenuhnya hal-hal yang negatif dan segala sisi traumatis dari pasangan mu maka kamu belum mengaplikasikan makna cinta yang sesungguhnya.

Menurut Zizek mencintai berarti harus siap mencintai yang traumatis, yang tak terduga, dan yang mengancam kita dengan perbedaan yang ditawarkan. Jika belum bisa menerima perbedaan tersebut, maka bagi Zizek itu bukanlah cinta melainkan kepura-puraan belaka. Cinta perlu perjuangan dan ada harga yang harus dibayar.

Tetaplah mencintai dengan cara yang tulus meskipun hal itu terasa "tidak dapat cintai".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline