Lihat ke Halaman Asli

Lindungi Anak, Ibu Rela Diperkosa

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Demi menyelamatkan anak gadisnya yang akan diperkosa oleh tiga pencuri yang menyatroni rumahnya, seorang ibu dengan terpaksa menyediakan diri sebagai penggantinya. Berkat perlindungan ibunya itu, anak gadisnya yang baru kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (MTs/setingkat SMP) selamat dari perbuatan bejat tiga penjahat tersebut. Ibu malang itu adalah Wj, 44, warga Desa Girimulyo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Peristiwa yang membuat Wj trauma ini terjadi pada Kamis (22/10) dini hari. Sehabis memperkosa, pelaku merampas uang korban Rp 30.000 dan anting-anting anaknya senilai Rp 200.000. Mudahnya aksi pelaku itu karena suami Wj, yaitu Md, 46, sedang tak ada di rumah saat kejadian. Petani penggarap lahan (pesanggem) milik Perhutani ini sedang menunggui tanamannya di p;inggir hutan. Md baru tahu kejadian yang menimpa istrinya itu sepulang dari hutan pada Kamis (22/10) pagi. Namun demikian, Md tak bisa berbuat apa-apa karena para pelakunya tak diketahui identitasnya. Saat beraksi, ketiga pelaku memakai penutup wajah, termasuk ketika menggilir istrinya. AKP M Gufron, Kapolsek Gedangan, membenarkan telah menerima pengaduan kasus itu. Namun petugas masih mendalami kasusnya karena identitas pelakunya tidak diketahui. “Kami akan memeriksa korban dulu, sekalian melakukan olah TKP. Sebab, korban seperti ketakutan jika ditemui orang saat ini,” kata Gufron, Jumat (23/10). Menurut informasi yang dihimpun Surya, meski kasus ini membuat Wj dan kedua anaknya traumatik, keluarga petani miskin itu tampaknya tak mau memperpanjang urusan dengan pihak berwajib. Ketika ditawari petugas untuk divisumkan bekas perkosaannya ke dokter, misalnya, Wj menolak. Alasannya, keluarga Wj tidak memiliki biaya. Kehidupan keluarga Wj selama ini memang jauh dari cukup. Jangankan untuk biaya visum, sekadar untuk makan setiap hari saja, Md harus membanting tulang dengan menjadi petani pesanggem, yang hasil panennya dibagi dengan Perhutani yang memiliki lahan garapan. Hasil penyelidikan petugas, pencurian yang terjadi di rumah Wj ini menunjukkan beberapa kejanggalan. Kecil kemungkinan bahwa niat pelaku hanyalah untuk mengincar harta benda korban. Sebab, di rumah korban tak ada barang berharga yang bisa diambil. Karena itu, petugas menduga, anak gadis korban mungkin jadi sasaran utamanya, yakni sengaja akan diperkosa. “Memang tidak mungkin kalau pelakunya hanya mengincar harta benda korban. Kondisi ekonomi keluarga korban pas-pasan. Semua tetangga tahu itu,” kata Suliadi, Kepala Desa (Kades) Giri Mulyo, Kecamatan Gedangan, Jumat (23/10). Menurut Suliadi, berdasarkan cerita korban, para pelaku menyatroni rumah korban sekitar pukul 00.30 WIB, Kamis (22/10). Mereka masuk rumah korban dengan cara mencongkel jendela, kemudian mendobrak pintu kamar korban. Saat rumahnya didatangi tiga tamu tak diundang itu, Wj sedang terlelap tidur bersama dua anaknya. Satu anaknya sedang menginjak remaja, yakni kelas 1 MTs, dan satu lagi masih balita. Melihat pelaku yang memakai penutup wajah dan menghunus senjata tajam di tangannya, Wj dan anaknya ketakutan. Masalahnya, dini hari itu suaminya sedang tak ada di rumah. Begitu Wj dan kedua anaknya bangun, pelaku langsung menodongkan senjata tajamnya. Wj dan anaknya diminta agar tak berteriak jika ingin selamat. Sikap pelaku mendadak berubah ketika melihat anak gadis korban. Pelaku langsung memegangi tubuh anak gadis itu dan minta agar bersedia melayani nafsunya. Permintaan pelaku itu membuat Wj dan anaknya langsung menangis ketakutan. Tubuh anak gadisnya langsung gemetaran. Melihat anak gadisnya mengalami ketakutan luar biasa, Wj tidak tega. Dia minta kepada pelaku agar anak gadisnya tak diperkosa. Sebagai penggantinya, Wj dengan terpaksa siap menuruti permintaan pelaku. Informasinya, Wj diperkosa di kamarnya dengan lampu dimatikan, sedangkan kedua anaknya disuruh ke luar. “Informasinya, ya seperti itu. Namun, kami nggak enak sendiri mau bertanya terlalu rinci. Kami kasihan padanya,” ujar Suliadi. Usai melampiaskan nafsunya, pelaku merampas uang korban Rp 30.000 dan anting-anting anaknya senilai Rp 200.000. Selanjutnya, pelaku kabur. sumber :  Malang-Surya "SUNGGUH SURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline