Lihat ke Halaman Asli

Arya ajisantosa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya

Perubahan pada Peta

Diperbarui: 24 Oktober 2022   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://jurnalapps.co.id/assets/img/content/1502783940_1502169523_1.jpg

Peta ialah suatu artefak yang sudah di penciptaan dari era ke era. Di dalam pemetaan ada aktivitas kontruksi pengetahuan, teknik- teknik, sampai teknologi yang berkaitan dengan posisi, distribusi ruang, serta batas- batas. Pada awal mulanya peta banyak didefinisikan selaku cerminan sebagian ataupun segala muka bumi yang diproyeksikan ke dalam media 2 ukuran serta diskalakan. Definisi tersebut menampilkan kalau kedudukan peta hanya jadi representasi dunia nyata. Sebagaimana teknologi di bidang yang lain, teknologi pemetaan tumbuh terus menjadi pesat pada penghujung abad ke- 20 ini. 2 dekade terakhir bisa dikatakan selaku masa baru pemetaan. Secara kontemporer, peta lebih didefinisikan selaku faktor yang wajib terdapat dalam memandang dunia ataupun“ constitutive of world view”( McQuire, 2019). Aktivitas pemetaan bertransformasi dengan kilat bersamaan pertumbuhan teknologi internet.

Pertumbuhan pemetaan serta teknologi internet menciptakan sesuatu integrasi baru yang diucap dengan Web- GIS ataupun pemetaan berbasis web. Web- GIS sudah tingkatkan pemakaian GIS secara lebih terbuka serta terjangkau untuk bermacam golongan, paling tidak dalam tia perihal utama ialah: 1) akses serta distribusi informasi spasial;

2) eksplorasi serta geo- visualisasi informasi spasial; serta 3) pengolahan, analisis, dan pemodelan informasi spasial( Green& Bossomaier, 2002; Peng& Tsou, 2003). Bagi Kraak serta Brown( 2001), kemunculan Web- GIS yang sanggup berhubungan dengan bermacam sistem serta server yang heterogen hendak menciptakan layanan GIS yang lebih mutahir. Tidak hanya itu dalam konteks pembangunan, Web- GIS hendak jadi perlengkapan buat mewujudkan gagasan demokratisasi informasi spasial, dimana bermacam golongan mempunyai akses yang sepadan buat ikut serta dalam proses pemetaan di daerahnya( Harwell, 2000; Kyem, 2004). Partisipasi multi- stakeholder dalam aktivitas pemetaan hendak mendesak pembangunan yang lebih inklusif serta meminimalisir terbentuknya konflik yang tidak butuh.

Pemetaan di masa digitalisasi mempunyai ciri antara lain tanpa definisi tertentu, tanpa teknologi akhir, serta tanpa wujud yang statis melainkan bertabiat dinamis cocok dengan prinsip Internet of Things( IoT) 1. Bermacam industri berlomba buat memahami pasar ekonomi dengan meningkatkan bahan- bahan pemetaan salah satunya yakni Google Maps oleh Google. Evolusi Google Maps menampilkan gimana sesuatu platform digital jadi basis pemetaan geografis yang bisa dimanfaatkan buat bermacam bidang kehidupan. McQuire( 2019) menarangkan kalau evolusi Google Maps ialah perpindahan teknologi“ media” jadi“ geomedia”, ialah sesuatu keadaan yang diisyarati dengan maraknya pemakaian media dimana- mana, pemahaman hendak posisi terus menjadi besar, dan membolehkan terbentuknya feedback data secara realtime. Semenjak diluncurkan pada tahun 2005, Google Maps sudah jadi garda terdepan yang sanggup mendefinisikan ulang gimana pemetaan serta posisi fungsionalnya dalam konteks globalisasi digital. Tidak hanya kenyataan kalau semenjak dini aplikasi berbasis browser Google Maps sesuai dengan pergantian yang hendak terjalin ialah dari desktop software2 mengarah cloud- based application3, bagi McQuire( 2019) ada 4 atribut lain yang membedakan platform Google Maps antara lain: 1) integrasi kilat dengan citra satelit; 2) adopsi strategi partisipatif; 3) pembuatan aliran informasi ekslusif; serta 4) pengembangan platform pemetaan pada seluler. Pengembangan aplikasi Google Maps pada fitur seluler diawali tahun 2007 serta diluncurkan pada tahun 2008. Google Maps seluler memfasilitasi pengguna dengan sebagian perihal utama antara lain teknologi GPS, layanan“ Posisi Ku”, sampai pembaharuan keadaan kemudian lintas. Peluncuran Google Maps selaku fitur bawah hp android sudah mendesak masuknya guna pemetaan dalam kehidupan tiap hari warga luas. Di Indonesia sendiri, banyak dicoba pengembangan terapan Google Maps buat kehidupan tiap hari. Selaku contoh, Miko( 2015) menggunakan teknologi Google Maps API buat meningkatkan aplikasi berbasis android yang membolehkan warga mengirim laporan tindak kriminal dalam wujud gambar serta koordinat posisi tanpa wajib tiba ke kantor polisi. Pengembangan API Google Maps pula dimanfaatkan buat memetakan distribusi spbu serta sarana yang lainya dalam tampilan 3 ukuran. Pemetaan jalan menolong warga menemukan data jarak terpendek dari posisi SPBU dengan kilat serta akurat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline