Lihat ke Halaman Asli

Arya

Mahasiswa

Kekurangan Tempat dan Praktik di Keperawatan Komunitas

Diperbarui: 15 Juli 2023   18:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pembelajaran klinis adalah salah satu bagian yang penting dari proses pembelajaran keperawatan. Pemaparan mahasiswa terhadap ruang lingkup pembelajaran klinis merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar di lingkungan klinis. Mahasiswa keperawatan yang sedang melakukan proses pembelajaran klinis dapat meningkatkan pelatihan serta kualitas dari perencanaan dan promosi. Salah satu tantangan yang sering dijumpai dalam pembelajaran klinik yaitu kurangnya penempatan yang memadai terhadap proses pembelajaran. Mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam menemukan tempat praktik klinik yang memadai untuk meningkatkan pengalaman klinis. Hal tersebut diakibatkan oleh kurangnya kerjasama antara universitas dan institusi kesehatan, hingga terbatasnya sumber daya yang tersedia (Jamshidi et al., 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Kereh dan Rochmawati pada tahun 2022, terdapat hasil bahwa penelitian menghasilkan bahwa pendidikan klinik penting dalam mengintegrasi pembelajaran serta mengaplikasikan pembelajaran keperawatan. Pengajar perawat dan perawat klinik harus berusahan untuk mencipatakan lingkungkan yang nyaman dan kondusif guna memaksimalkan pembelajaran klinis mahasiswa keperawatan serta institusi Pendidikan wajib merencanakan dan merancang kegiatan untuk menunjang pelaksanaan praktik klinik. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa pengalaman yang dijumpai oleh mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktik klinik adalah aspek psikologis, sosial, lingkungan rumah sakit, dan aspek fisik. Aspek psikologis yang dimaksud adalah stres, frustasi, cemas, tidak berdaya, dan kurangnya perhatian. Terdapat beberapa mahasiswa kurang memahami secara komperehensif tentang apa yang menjadi tugas khusus yang mereka kerjakan, sehingga mereka mengalami stres, cemas, frustasi, hingga kesusahan. Aspek lingkungan pun menjadi masalah yang perlu diperhatikan selama praktik klinik di RS. Tema adanya gap antara teori dan praktik di mana faktor individu (mahasiswa) menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya kesenjangan pengetahuan dan praktik, seperti cemas, kurang pengetahuan, dan tingkatan percaya diri. Ditambah dengan kurangnya peralatan yang kurang lengkap, beban kerja yang tinggi, kesempatan melakukan tindakan keperawatan yang sedikit, hubungan interpersonal, hingga komunikasi yang kurang optimal dengan petugas di ruangan klinik RS. Aspek sosial meliputi tema adaptasi dalam proses pembelajaran klinik. Proses tersebut merupakan sebuah kesempatan atau peluang mahasiswa untuk beradaptasi dalam melaksakan praktik keperawatan professional secara real time. Adaptasi merupakan aspek penting dalam hal ini, karena kompetensi hard skill perrlu di-implementasikan dalam proses mengajar ini. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan keperawatan komunitas, salah satunya ialah kurangnya waktu dan kesempatan untuk menjalankan praktik klinik bagi mahasiswa. Kurangnya waktu dan kesempatan menjalankan praktik klinik dapat mempengaruhi keterampilan klinis, kemampuan mahasiswa dalam bekerja dengan klien yang berbeda-beda yang sebelumnya ia tak pernah kontak langsung dengan pasien, serta mahasiswa mempersiappkan untuk memasuki dunia kerja sebagai keperawatan komunitas. Oleh sebab itu, pendidik keperawatan komunitas perlu memperhatikan lebih detail mengenai kurikulum dengan tujuan mengembangkan sistem edukasi dalam mengajar keterampilan keperawatan komunitas. Pengembangan dalam pembelajaran keperawatan komunitas agar tidak terjadi kurangnya tempat dan waktu dalam praktik klinik dapat dicegah dengan beberapa cara, seperti pengajar yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih tinggi dalam hal tersebut (Cooke et al., n.d.).

Keperawatan komunitas adalah salah satu penerapan proses asuhan keperawatan yang terdapat ilmu keperawatan dan kesehatan masyarakat yang melibatkan dukungan dan peran aktif masyarakat untuk melakukan pelayanan preventif dan kuratif secara komperehensif tanpa mengabaikan upaya atau usaha kuratif dan rehabilitative yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Kartiningrum et al., 2017). Terdapat penelitian yang dilakukan di Iran pada tahun 2021 menghasilkan 6
tema dalam dalam meneliti rintangan dalam edukasi keperawatan komunitas yang terdiri dari tantangan pendidikan keperawatan kesehatan komunitas, tantangan praktis keperawatan kesehatan komunitas, tantangan pengambilan kebijakan dalam keperawatan kesehatan komunitas, tantangan manajemen dalam keperawatan kesehatan komunitas, dan tantangan infrastruktur dan budaya. Penelitian tersebut juga membuahkan solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah di atas. Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa keperawatan komunitas di Iran memiliki beberapa rintangan seperti yang sudah disebutkan di atas. Oleh karena itu dapat ditarik saran seperti membuat kebijakan mengenai keperawatan komunitas dan mengatur organisasi keperawatan komunitas. Selain itu, sistem kesehatan keperawatan harus diubah, seperti struktur sistem kesehatannya. Diharapkan dengan adanya solusi tersebut, sistem kesehatan keperawatan komunitas bergerak maju (Hosseinnejad et al., 2022).


Tantangan yang dihadapi dalam pekerja kesehatan komunitas dalam menyediakan layanan-layanan kesehatan di lingkungan masyarakat di daerah terpencil dan berpenghasilan rendah adalah kurangnya pelatihan dan waktu praktik yang tepat, sehingga para pekerja kesehatan komunitas dalam menyediakan layanan kesehatan kurang mendukung atau optimal (Masefield et al., 2020). Waktu dan tempat praktik dalam keperawatan komunitas memiliki tantangannya sendiri yang menjadi isu yang harus diperhatikan karena akan berdampak pada kualitas pendidik dan pengalaman praktik bagi mahasiswa yang sedang dalam proses pendidikan keperawatan atau pengembangan karir bagi para perawat yang ingin menambah ilmu. Ada beberapa faktor terkait hal yang mempengaruhi tantangan waktu dan tempat praktik di keperawatan komunitas, yaitu:


1. Akses yang terbatas ke tempat praktik. Artinya, tidak semua tempat kesehatan di lingkungan masyarakat dapat memberikan kesempatan praktik bagi mahasiswa dan perawat yang ingin mengembangkan komepetensinya di bidang keperawatan komunitas.


2. Permintaan waktu kerja. Ada beberapa lembaga kesehatan yang meminta tuntutan dalam waktu kerja perawat yang ada di rumah sakit atau unit perawatan khusus lainnya, sehingga hal tersebut membuat mereka sulit untuk menemukan waktu dan praktik di keperawatan komunitas.


3. Terbatasnya dukungan dan pemahaman dari masyarakat dan penganggung jawab kesehatan. Masyarakat dan penanggung jawab kesehatan sering tidak memahami peran keperawatan komunitas serta kurangnya dukungan mereka dalam menyediakan waktu dan tempat praktik bagi mahasiswa keperawatan dan perawat itu sendiri. Hal tersebut divalidasi dengan penelitian yang dilakukan di Jepang dengan judul "Challenges in providing maternity care in remote areas and islands for primary care physicians in Japan" hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat kurangnya waktu dan kesulitan dalam menemukan tempat praktik yang memadai menjadi sebuah kendala dalam praktik keperawatan komunitas di wilayah tepencil (Shibata et al., 2018).

Dalam jurnal terdapat simpulan 6 tantangan dalam memberikan asuhan keperawatan, yaitu rendahnya kesadaran dalam perawatan primer, kehilangan peluang praktik keperawatan, hasil yang diharapkan yang tidak jelas dalam asuhan keperawatan, kurangnya sistem sertifikasi, kurangnya sistem konsultasi, dan kurangnya dokter kandungan dalam menawarkan dukungan. Hal tersebut disebabkan oleh bebarapa faktor, salah satunya adalah kurangnya tempat praktik dan waktu perawat atau tenaga kesehatan (Shibata et al., 2018).


Dari beberapa masalah yang sudah dijelaskan dalam pemabahasan, ada beberapa solusi untuk mengatasi hal tersebut. Keperawatan komunitas memang menjadi kategori keperawatan yang perlu di-intervensi. Dalam keperawatan komunitas, perawat tak hanya memberikan pelayanan kesehatan kepada orang-orang yang sakit, namun pada orang yang sehat pun perlu diberi layanan kesehatan. Berikut adalah solusi yang dapat diberikan kepada masyarakat mengenai kurangnya waktu dan tempat dalam keperawatan komunitas menurut (Jafarian-Amiri et al., 2020):


1. Meningkatkan akses ke tempat praktik. Institusi pendidikan keperawatan dapat disarankan untuk bermitra dengan organisasi organisasi kesehatan dan masyarakat untuk menyediakan lebih banyak tempat praktik di lingkungan masyarakat.


2. Memberikan fleksibilitas waktu praktik. Institusi pendidikan keperawatan dapat memberikan lebih banyak pilihan waktu praktik bagi mahasiswa keperawatan dan perawat yang ingin mengembangkan komepetensinya di bidang keperawatan komunitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline