Lihat ke Halaman Asli

Arya BayuAnggara

Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Emas

Diperbarui: 9 Agustus 2024   03:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seharian berhadapan dengan keadaan yang tidak terlalu menguntungkan, pada sore hatinya dibuat lega dengan satu berita yang besar. Sebagai bagian dari Republik ini, berita tentang kemenangan salah seorang atlet di Paris seharusnya cukup untuk mengundang rasa senang dan bahagia. Walaupun klise, tapi kailmat ini harus digaungkan, "Akhirnya, pecah telur!!!" Setelah beberapa memomentum, peluang emas Indonesia gagal, sore tadi adalah momentum yang tidak mengecewakan. Emas pertama untuk Indonesia di pagelaran Olimpiade Musim Panas edisi kali ini.

Cabang panjat tebing, sejatinya memang cabang olahraga debutan di Olimpiade Musim Panas. Tapi, hal itu membawa berkah tersendiri bagi Indonesia. Adilnya, semua atlet Indonesia yang berlaga di cabang ini impresif. Walaupun, memang pada akhirnya hanya satu yang berhasil membawa pulang medali. Tapi, harus dipahami bahwa perjuangan mereka menarik perhatian dunia.

Hal ini sekaligus mengingatkan, bahwa cabang olahraga itu banyak. Tidak melulu soal bulutangkis dan sepakbola. Ada banyak. Ada 29 atlet Indonesia yang berlaga di Paris, dan mereka tersebar di berbagai cabang olahraga. Sudah sepatutnya perhatian publik tidak mentok kepada cabang-cabang yang terlanjur diromantisasi sebagai bagian dari tradisi medali, atau apapun namanya.

Untuk sisa atlet Indonesia di laga-laga di Paris, semoga tetap memberikan perjuangan terbaik. Syukur-syukur menambah kolesi medali kontingen untuk edisi kali ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline