Artikel ini telah ditayangkan di website kecil-kecilan kami, Jurnal Harian
Tidak mengherankan jika kasus yang didalangi oleh Ferdy Sambo menjadi ujian berat yang dialami oleh institusi kepolisian. Seperti halnya kesadaran kolektif segenap anak bangsa telah memperkirakan. Ferdy Sambo ternyata memang memiliki pengaruh yang sedemikian kuat sehingga mampu memecah-belah internal institusi kepolisian dalam upaya penyidikan kasusnya.
Itulah sepintas hal yang diterangkan oleh Kepala Polisi Republik Indonesia, Listyo Sigit Prabowo. Keterangan dari kepala seluruh polisi di tanah air ini semakin memperkuat dugaan kita, bahwa Ferdy Sambo memang menanamkan pengaruh yang kuat dan mengikat di dalam internal kepolisian tanah air.
Secara jelas, pengaruh dan kekuatan dari seorang Ferdy Sambo terlihat jelas di minggu-minggu awal dibukanya kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat ke ranah publik. Seperti halnya yang diungkap oleh Otto Hasibuan dalam salah satu video di kanal Indonesia Lawyers Club, kekuatan Ferdy Sambo ini dalam memuluskan skenarionya sempat mengecoh kita semua.
Awalnya, Ferdy Sambo menjalankan skenarionya dengan mengatakan bahwa telah terjadi peristiwa polisi-tembak-polisi di rumah dinasnya di Duren Tiga. Disebabkan pengungkapan yang tiba-tiba, kita sempat mengiyakan saja skenario rekaan dari Ferdy Sambo ini.
Lebih-lebih, Ferdy Sambo menjadikan Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat sebagai tumbal di skenarionya. Pelecehan katanya. Sesuatu yang merusak harkat dan martabat keluarga. Sampai-sampai menangis sebab dizalimi di hadapan banyak perwira tinggi polisi.
Beruntunglah akal sehat dan jiwa keadilan segenap anak bangsa belum tumpul. Meski sempat dikecoh dengan skenario rekaan, anak bangsa pada akhirnya menyadari setitik demi setitik kejanggalan dari skenario rekaan tersebut. Sampai akhirnya, berkat tekanan dan keinginan penegakan keadilan yang kuat dari masyarakat, si Ferdy Sambo akhirnya ditekuk juga.
Jenderal yang memiliki kekuasaan itu pada akhirnya berstatus tersangka dan dicopot dari jabatan strategisnya. Lebih Malang lagi, dirinya dipecat dari kepolisian, walau dia masih mencoba banding.
Sejatinya, kita segenap anak bangsa adalah pemenang dari drama yang dibuat oleh Ferdy Sambo sendiri. Meskipun bangsa kita sedang diuji dengan berbagai isu-isu pemecah belah, tetapi kita tetap berhasil menjaga kesadaran kolektif sebagai bangsa ketika seorang jenderal berpikir bisa mengelabui kita semua.
Sekarang, tugas kita hanya dan hanyalah menjaga kesadaran kolektif ini beserta semangat keadilan kita. Kasus ini belum selesai dan masih banyak rintangan yang akan datang silih berganti. Akhir-akhir ini, isu pelecehan kembali dialamatkan kepada Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat.
Suatu sinyal banyak perjuangan belum berakhir. Si Ferdy Sambo masih berjuang dengan bandingnya. Begitu pula beberapa pelaku obstruction of justice lain yang seharusnya sudah dipecat. Hingga, puncak dari dagelan ini adalah persidangan yang menjadi pembuktian, bukan sekedar penegakan keadilan tetapi juga ajang, apakah kerja keras dan desakan kolektif anak bangsa benar berbayar, atau sekedar hangus dalam kehampaan.