*Ragam tulisan ini terinspirasi dari model stream-of-consciousness. Salah satu novel James Joyce, sekaligus Magnum opusnya, Ulysses juga memuat model ini. Di antara dimuat di kisah Stephan Dedalus Bab Proteus. Yang kemudian diulang di kisah Molly Bloom Bab Penelope
Cuaca beberapa hari ini tidak menentu terkadang panas terkadang cerah terkadang berawan terkadang mendung terkadang hujan ringan terkadang hujan lebat bahkan sampai hujan badai.
Awalnya tubuh ini masih bisa bertahan perubahan ini namun layaknya sebuah benteng yang diserang terus-menerus akhirnya pertahanan tubuh jebol pula.
Awalnya hanya terdapat sedikit kerusakan di setiap benteng pertahanan tubuh namun kerusakan kerusakan kecil tersebut lama-lama berhasil membuat lubang besar di setiap benteng pertahanan.
Akhirnya kami harus merasakan rasa sakit demam ini memang demam itu adalah penyakit yang lazim ditemui lazim dirasakan dan lazim ditangani oleh para dokter termasuk juga kami berikhtiar dengan berobat klinik kesehatan tentunya bermodalkan kartu BPJS kesehatan fisik ini perlahan melemah
Otot-otot lengan dan betis yang awalnya biasa saja perlahan-lahan merasakan nyeri sejujurnya rasa nyeri itu terasa menyebalkan biasanya kami merasakan hal demikian namun yang namanya sakit tidak bisa dibohongi mengalami penurunan performa tapi demi alasan ekonomi kami tetap melawannya dengan bekerja karena berhasil meringankan beban sakit fisik tersebut dengan setiap cucuran keringat yang mengalir dari pori-pori kulit kami
Tapi tentu kami merindukan keadaan fisik kami ketika masih sehat bugar seperti dahulu satu hal yang sangat kami kagumi ternyata meskipun fisik kami mengalami tetapi akal kami masih bekerja dengan sempurna kami masih bisa membaca masih bisa menulis komentar dan masih bisa berpikir yang lain-lain aneh padahal dulu kami berpikir bahwa ketika seseorang sakit maka lenyaplah semua nikmat yang ada pada dirinya termasuk untuk membuat fisik dan nikmat akalnya ketika seseorang sakit berusaha untuk berobat tapi selama proses penyembuhan seakan-akan hidupnya seperti digantung di atas sebuah benang takdir yang sangat tipis atau jangan-jangan ini hanya masalah mindset dahulu ketika sakit fisik dan akal kami benar-benar berada di titik terbawah rasanya kami hanya ingin berbaring di atas ranjang selama satu hari penuh 24 jam tanpa ada jeda untuk apapun tanpa perlu makan minum beribadah dan lain sebagainya akan tetapi seiring berjalannya waktu kami menyadari bahwa dengan memperbanyak aktivitas fisik
Walaupun itu hal-hal yang sederhana itu cukup untuk memperkuat fisik kami bahkan di saat melewati fase sakit sekalipun terkadang kami merasa kesal bahwa pencerahan seperti itu baru muncul ketika kami telah dua dekade menjalani kehidupan kenapa tidak sejak dahulu saja agaknya begitulah rahasia real kehidupan manusia atau mungkin dalam pola kehidupan kita masing-masing sebenarnya sulit untuk menentukan kemana arah hal tersebut apakah dia mendaki menurun berbelok ke kanan ke kiri atau malah terbalik di tengah lintasan mungkin kami perlu mencoba membaca karya Kurt Vonnegut salah satu tayangan video dari TedEx jelaskan banyak hal kepada kami tentang tipikal karya tulis penulis itu ya sederhananya plot yang dikandung dalam karyanya cukup menarik dan katanya dia sangat menyukai buat cerita dari karya Shakespeare Hamlet sejatinya alur kehidupan manusia itu tidak mudah ditentukan letak takdir baik dan takdir buruknya diantara kedua hal tersebut perbedaannya laksana beda tipis tadi sulit untuk dipahami setiap kejadian yang menimpa pada akhirnya akan mengubah pandangan dan persepsi seseorang tersebut dan ketika dia kembali berjalan maka dia mencapai titik baru lagaknya begitulah kehidupannya sudah kita jalani ini
Ditulis pada tanggal 6 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H