Lihat ke Halaman Asli

Arya BayuAnggara

Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Kepada Ketikan yang Berbunyi

Diperbarui: 21 Desember 2018   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hanya layar kaku bewarna-warni
Setiap aku ketuk satu belahan, muncul satu huruf di tubuhnya
Dengan cepat aku menggoyangkan jemariku
Secepat itu pula layar kaku ini menampilkan rangkaian kata rancu

Sudah lama aku ingin seperti ini
Selama ini hanya pandai membaca
Sesekali nuansa hati menjadi gundah gulana
Kapan? Kapan aku bisa seperti mereka?

Beberapa kali aku berjalan sempoyongan ke suatu kedai buku
Tanpa sadar, mata ini berkaca melihat bukit-bukit buku yang menjulang indah
Terbesit di dalam hati, "Kapan namaku akan terpampang di dalam lembaran sejarah?"

Setidaknya terima kasih, para ketikan yang berbunyi
Setidaknya, selama dua bulan ini, kalian selalu menemaniku
Kalau bisa, temani aku hingga hayat pergi pamit tak kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline