Lihat ke Halaman Asli

Sepenggal Harapan

Diperbarui: 6 Juli 2015   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerah banget bagi ini secerah hatiku yang sedang dilanda asmara, bagaimana tidak? semalam berahir juga masa kesendirianku dan perjuanganku mengejar target kini berhasil, panah asmara berhasil tertancapkan dihati Mimi ia… dia gadis yang selama ini membuatku tiap hari melamun, kurang nafsu makan dan membuatku geregetan saat dekat dia. “Dika… cepat sedikit nak, in sudah jam berapa, memangnya kamu ga ke kantor,entar kmu telat lo?” suara Ibu menyadarkanku kalau ternyata aku harus ke kantor, dan juga sekarang aku punya tugas baru di pagi hari menjemput kekasih hati dan mengantarnya ke tempat kerjanya “apapun akan kulakukan asalkan selalu melihat wajahnya” ungkapku dalam hati sambil tersenyum. Bergegas aku kemeja makan mengambil roti yang sudah disiapkan Ibu dan minum segelas susu “ Bu, Dika berangkat dulu” sambil mencium kening Ibu untuk pamit “buru – buru amat anak Ibu yang ganteng ini? habiskan dulu rotinya” kata Ibu sambil memandangiku dengan penuh kasih “udah kenyang Ibuku sayang, Dika nanti ga sempat telat jemput anak mantu Ibu” jawabku sambil mempercepat jalanku keluar sambil melambaikan tangan pada Ibu. “anak mantu? Dika udah punya pacar? sejak kpn, kok anak itu ga pernah cerita” Ibu Dika bertanya – Tanya dalam hatinya, apa lagi anak satu – satunya itu susah baget low yang namanya jatuh cinta.

Waw… Mimi memang makhluk Tuhan yang paling cantik, bersyukur banget aku bisa memilikinya. Tak berkedip mataku memandangi ciptaan Tuhan yang sempurna buatku sedang berdiri di depan rumahnya menungguku untuk menjemputnya “Selamat pagi sayangnya Dika” sapaku setelah kumembukakan pintu mobil untuknya “ semangat pagi, cintanya Mimi makasih ya udah dijemput dihari pertama menjalani hubungan resmi sebagai kekasih, love u” balasnya. Aku tersenyum sambil mencium tangannya dan memberikan setanggai bunga mawar putih kesukaannya “Sayang, thank u kamu memang cowok paling romantis…” ucap mimi sambil mencium mawar putihnya “sama – sama sayang, apapun akan kulakukan demi mendapatkan seutas senyum penyemangat untuk melewati hari – hariku dan merasakan kebahagiaan yang terpancar dari wajah cantikmu Mimi” balasku. Kami pun masuk ke dalam mobil menuju tempat kerja Mimi, sesampainya didepan kantor Mimi, aku keluar untuk membukakannya pintu mobil. “Mi… selamat bekerja ya? Kalo kamu ingat aku BBMin ya? Love u…” kataku sambil memegang tangannya “ ia sayang pasti, jagan sampe telat makan siang ya? ntar aku ingatin dech, Love u too… “ balasnya sambil tersenyum simpul. Dan aku kembali kedalam mobil dan segera menuju tempat kerjaku. Tuhan terima kasih karena anugerah terbesarMu tekah kurasakan kau ijinkan aku memiliki Mimi sebagai kekasihku, akan kujadikan dia pasangan hidupku selamanya, menemaniku hingga akhir hidupku karena kuyakin dialah cinta sejatiku, tulang rusukku yang kucari selama ini telah kudapatkan.

Jam didindingku menunjukkan pukul 18.00, waktunya siap – siap menjemput Mimi karena sore ini kami janjian makan malam di salah satu restoran favorit kami yang tidak jauh dari rumah Mimi. Aku sudah rapi, tidak lupa menyemprotkan parfum supaya makin wangi, hehe… didepan pacar harus terlihan perfect dong untuk mendampingi cewek yang perfect juga dihatiku, apalagi aku berniat untuk melamar Mimi aku tidak ingin mengulur ulur waktu terlalu lama dan kalau kami bertunangan nantinya setidaknya aku tidak merasa kawatir lagi akan kehilangan dirinya karena kami akan terikat cincin pertunangan. Telfonku berbunyi ditandai dengan alunan lagu Because of you dan bergegas kumengangkat telfonnya karena aku tau itu telfon dari Mimi “Sayang, aku sudah siap nie, udah bisa dijemput” kata Mimi dengan suara lembutnya yang mampu menenangkan hatiku “ ia sayang aku udah mau ke situ” jawabku dan langsung menuju rumahnya. Setelah menjemput Mimi kami pun langsung menuju restoran tempat kami untuk makan malam, sampai di tempat tujuan kamipun duduk ditempat yang sudah aku pesan sebelumnya. Tak lama kemudian pesanan kami datang, yang sengaja aku pesan saat memesan tempat duduk kami karena aku ingin memberikan kejutan buat Mimiku tersayang. “selamat menikmati” kata pelayannya kemudian meninggalkan meja kami “terima kasih” jawabku singkat. Mimi tidak menyadari sesuatu yang ada dalam gelas minumannya, dan ketika dia ingin meneguk minuman yang ada didepannya, mukanya tiba – tiba memerah ketika melihat ada sebuah cincin berlian dalam gelas minumannya sembari berkata “Sayang, jangan bercanda ya, ini ga lucu” sambil ku pegangi kedua tangannya aku berlutut didepannya dan berkata “ Sayangku Mimi, aku ingin kita tunangan… ini bukti cintaku padamu bahwa aku benar – benar tulus mencintaimu dan serius menjalani hubungan kita”. Mimi sudah tidak bisa menahan haru dan bahagia hingga air matanya menetes membasahi kemejaku dan menjawab “ ia Dika, aku mau” Kebahagiaanku bertambah lagi karena Mimi setuju kami bertunangan, Tuhan terima kasih kan kujaga dan kubahagiakan Mimi selamanya.

Seminggu kemudian aku dan keluarga besarku mengunjungi kediaman Mimi dan keluarganya dengan niat meresmikan pertunangan kami dengan persetujuan dan restu dari kedua orang tua kami, karena Ibu sudah setuju dengan keputusanku bersama Mimi maka Ibupun tidak menunda lagi dan sekarang kami sudah berada di depan rumah Mimi. Kami merasa sangat senang dan bahagia karena keluarga kami sudah sepakat dan merestui pertunangan kami dan cicin kini sudah tersemat di jari manis kami berdua. Hari – hariku kini sudah berwarna dan semakin cerah, semangatku bekerja semakin bertambah, Ibu sangat senang dengan perubahanku yang begitu luar biasa itu semua karena Mimi clon mantunya yang berhasil mengubah hidup anak satu – satunya itu. Sesibuk apapun aku selalu memikirkan sebuah perencanaan untuk pernikahan kami nantinya walaupun kedua pihak keluarga belum mendapatkan kepastian waktu yang tepat, tapi aku sudah memikirkan nantinya akan dilaksanakan dimana dengan tema apa yang akan kami gunakan. Mimi adalah Anuggerah terbesar Tuhan untukku, cintaku begitu besar dan tidak ada yang dapat mengalahkannya… Cinta ini cinta mati dan tidak ada cinta yang lain, hanya Mimi seorang.

Tidak terasa sudah enam bulan hubungan kami berjalan dengan sangat baik, dan aku makin yakin Mimi yang paling berhak berada disampingku selamanya. Sampai pada suatu hari Sikap Mimi mulai aneh dan berubah 180 derajat, Jarang angkat telfon, BBM dan sms dariku. Awalnya aku terima alasannya karena akhir – akhir ini banyak kerjaan dikantor jadinya sibuk banget waktunya sudah tersita dengan pekerjaan, aku maklumi semuanya karena mungkin aku yang terlalu berlebihan menanggapi perubahannya karena terlalu sayangnya aku kepadanya. Beberapa hari kemudian tanpa ada masalah yang menurutku serius hanya perubahan sikapnya saja tiba – tiba aku dapat pesan dari Mimi

“ Maafkan Mimi sebelumnya sayang karena telah membuatmu kuatir dengan perubahan sikapku, aku haya ingin menjauh darimu, tak bisa lagi aku membohongi kata hatiku… Maafkan aku karena telah mengecewakan kedua orang tua kita karena aku tidak bisa lagi melanjutkan pertunangan ini, aku tau kamu kecewa dan sakit hati namun aku tidak bisa mempertahankanmu tanpa cinta lagi, Aku ingin kita mengakhiri semuanya, karena selama kita menjalani pertunangan ini aku merasa terbeban karena telah salah mengambil keputusan menerima cintamu dengan begitu cepat tanpa berpikir lagi apa aku benar – benar mencintaimu, dan kini aku merasa aku tak bisa Mencintaimu lagi, sekali lagi maafkan Mimi”.

Air mataku tak tertahankan lagi, tubuhku terasa remuk seketika dan tak mampu lagi untuk berdiri tegak, bagaimana dengan keluarga besarku? yang harus menanggung malu karena pernikahan anaknya batal untuk dilaksanakan, persiapan pernikahan aselama ini kini tidak ada artinya lagi, aku kecewa… sakit dan rasanya tak ingin hidup lagi, ada apa ini? kebahagiaan yang kurasa selama ini hanya sebuah drama yang kebahagiaannya sesaat dan harus berakir dengan kepedihan… Dia bkan anugerah tapi bencana buatku. Mengapa ini yang harus kudapatkan? ketulusanku sungguh tiada artinya… semangatku telah hilang.

Masih adakah Sepengal harapan yang bisa kudapatkan setelah ini……..??? :’(

Aku berdoa untukmu Mimi, yang sangat aku cintai dengan tulus namun ternyata hanya bertepuk sebelah tangan, berharap agar dirimu bahagia dengan orang lain walaupun bukan diriku… karena kebahagiaanmu adalah bahagiaku….!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline