Singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang populer di Indonesia. Namun, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa singkong mengandung sianida, suatu substansi yang dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Singkong (Manihot utilissima) adalah salah satu bahan pangan yang paling umum dikonsumsi di Indonesia. Singkong mengandung beberapa nutrien yang penting seperti karbohidrat, protein, dan vitamin. Menurut Montagnac dan Tanumihardjo (2009), singkong mengandung 80 – 90% karbohidrat, sedangkan daun singkong mengandung protein, mineral dan vitamin. Namun, singkong juga mengandung beberapa substansi yang dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, seperti sianida.
Menurut penelitian yang dilakukan Kurniati dan Kusdiyantin (2015), menunjukkan bahwa kandungan sianida pada daun singkong sebesar 551,628 ppm, sedangkan pada umbi singkong kandungan sianida sebesar 306,108 ppm.
Bentuk senyawa toksik yang ada dalam singkong yaitu Hidrogen sianida (HCN). Hidrogen sianida (HCN) adalah racun yang mengakibatkan gangguan pernapasan sehingga menyebabkan sakit hingga kematian. HCN yang masuk ke dalam tubuh akan diedarkan oleh darah. Sianida akan berikatan dengan ion Fe2+ atau Fe3+ yang terdapat di dalam enzim sitokrom oksidase di mitokondria sehingga mampu menurunkan manfaat oksigen di dalam sel.
Selain berbahaya bagi kesehatan manusia, Hidrogen sianida (HCN) juga berbahaya bagi lingkungan, HCN dapat mengkontaminasi air tanah jika tidak diolah dengan cara yang tepat. Air tanah yang terkontaminasi dapat menjadi sumber air yang tidak aman untuk dikonsumsi, sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menghindari bahaya tersebut. Salah satu cara untuk menghindari bahaya tersebut adalah dengan mengkonsumsi singkong dalam jumlah yang terbatas dan dengan cara yang tepat. Selain membatasi konsumsi dan memastikan cara pengolahan yang tepat, solusi lainnya adalah dengan melakukan pengolahan singkong secara khusus untuk mengurangi kandungan sianida. Misalnya, singkong dapat direndam dalam air selama beberapa jam sebelum dimasak untuk mengurangi kandungan sianida. Metode lain termasuk pemanasan yang cukup atau fermentasi juga dapat membantu mengurangi kadar sianida.