Lihat ke Halaman Asli

Arwina

Paralegals and Legal Consultant

MDTQN Benteng Suryalaya Gelar Dialog Agama tentang Kecerdasan Spiritual di Kampung Inggris

Diperbarui: 1 Januari 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abah Ali Menyampaikan Motivasi dan Dialog Agama - Sumber Gambar: Dokumentasi Nowadays English (Fuad/Nowish)

MDTQN (Majelis Dzikir Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah) Benteng Suryalaya menggelar acara dialog Agama dengan tema kecerdasan spiritual sebagai solusi untuk gen-z. Acara yang diikuti lebih dari 100 peserta ini diselenggarakan di Aula Nowadays English, Jalan Brawijaya Nomor 88 Tulungrejo Pare. 

Acara dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan pembacaan tawassul dan maulid simthudduror yang diikuti oleh seluruh jamaah yang mulai berdatangan. Para jamaah tersebut berasal dari Pare dan sekitarnya, yaitu Nganjuk, Plemahan, Plaosan, dan Kediri Kota. 

Dalam acara tersebut turut mengundang MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah) Kediri Raya, MATAN Pare, Pemerintah setempat, Babinsa, Bhabinkamtibmas, BEM-UKK (Universitas Kahuripan Kediri), Kluster-III Kampung Inggris Pare, Komunitas GUSDURian Pare, DPC APSI (Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia) Kediri, ANSOR Gedangsewu Pare, BANSER Tulungrejo Pare, dan tamu undangan lainnya. 

Kecerdasan Spiritual Sebagai Solusi untuk Gen-Z

Jamaah dan Tamu Undangan dalam Dialog Agama - Sumber Gambar: Dokumentasi Nowadays English (Fuad/Nowish)

Dialog Agama yang bertajuk "Amaliyah dzikir thoriqoh sebagai solusi di era milenial dan gen-z" ini disampaikan oleh KH. Mohammad Ali Hanafiah Akbar Sesepuh TQN Benteng Suryalaya atau akrab dipanggil Abah Ali. 

Acara inti dipandu oleh Imam Syafi'I sebagai pembawa acara dan dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an sekaligus sari tilawah dibawakan oleh Kurniawan dan Ibrahim sebagai petugas. Kemudian dilanjutkan pembukaan dialog agama yang disampaikan oleh KH. Moh. Zuhri. 

Dalam pengantarnya, KH. Moh. Zuhri menyampaikan "zaman milenial seperti saat ini memang membutuhkan sesuatu yang mudah, cepat, dan sistematis. Yang dibicarakan itu maksudnya tidak hanya seputar dalil, melainkan yang dapat merefleksi qolbu (hati) kita. Kenapa hati harus direfleksikan? Jawabannya sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang mengatakan: "Dalam tubuh anak Adam ada segumpal daging, yang mana apabila segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruhnya. Dan apabila segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruhnya (tubuh manusia tersebut)". Bagaimana solusinya? Solusinya adalah kita mencari sebuah metodologi atau cara yang mudah, sistematis, gampang, dan bisa dilakukan/diamalkan oleh siapa saja".

"Dahulu ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi SAW "Adakah ibadah yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, taqarrub ila Allah, dan yang bisa diamalkan semudah-mudahnya?" Ini adalah pertanyaan yang sangat sesuai sekali dengan keadaan kita. Pertanyaan ini pas sekali dengan kondisi zaman sekarang ini. Saat ini kita ada di zaman sibuk. Di zaman ini kita tidak mau bertele-tele dan berlama-lama".

"Pada saat itu Rasulullah SAW menjawab "dawamkan dzikir kepada Allah." Lalu mereka bertanya kepada Nabi? Bagaimana caranya berdzikir kepada Allah? Lalu kemudian Sayyidina Ali dibukakan dadanya kemudian ditalqinkan dzikir kalimatul haq "laa ilaaha illallah" ke dalam hatinya".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline