Lihat ke Halaman Asli

Arwaa KamiliyaNasma

Mahasiswa SV IPB

Pencegahan Penyebaran Covid-19 dengan Vaksinasi

Diperbarui: 12 Juli 2021   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penyakit Corona Virus adalah penyakit menular  yang menyebabkan sindrom pernapasan akut. Corona Virus pertama kali diidentifikasi di Wuhan, ibukota provinsi Hubei China, dan sejak saat itu virus yang baru ini menyebar secara global. Sebagian besar orang yang terinfeksi COVID-19, akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang, bahkan sampai membuat sulit untuk bernafas dan menyebabkan kematian. Virus ini sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya apabila imunitas dalam tubuh tinggi. Sejak vaksin virus corona tiba di Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang tidak setuju dengan adanya vaksinasi.

Hingga saat ini penyebaran virus corona masih terus meningkat. Pemerintah menganjurkan agar semua orang mendapatkan vaksinasi COVID-19. Dengan kasus yang terus bertambah setiap harinya, pemberian vaksin COVID-19 mulai dilakukan. Meskipun tidak efektif untuk melindungi seseorang dari virus corona, vaksin ini dapat memperkecil terjadinya gejala yang berat dan komplikasi.

Adanya Vaksinasi  bertujuan untuk  terbentuknya herd immunity (kekebalan kelompok). Hal ini sangat penting karena ada orang yang tidak divaksin karena memiliki alasan tertentu, orang yang tidak dianjurkan untuk menerima vaksin COVID-19 antara lain anak-anak atau remaja dibawah 18 tahun dan orang yang memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes hipertensi yang tidak bisa terkontrol. Dilansir dari juru bicara kemenkes. Kementrian Kesehatan untuk Vaksinasi COVID-19 juru bicara  Siti Tarmizi di Jakarta, Kamis (1/7/2021), mengatakan sejumlah strategi sudah disiapkan untuk memperluas cakupan vaksinasi di Indonesia. Strategi yang meliputi, antara lain, memperbanyak pusat layanan vaksinasi, menghilangkan syarat domisili untuk melakukan vaksinasi, melibatkan swasta dalam program vaksinasi.

“Stok vaksin setidaknya hanya untuk 7-10 hari. Untuk semantara daerah yang dosis penyuntikannya masih sangat kurang, perlu segera ada akselerasi,” tuturnya. Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta, pemerintah menargetkan vaksinasi terus menaik setelah melampaui target satu juta vaksinasi per hari dan terus naik hingga mencapai dua juta dosis per hari. Beberapa hal sangat perlu diperhatikan, yaitu kesiapan logistik vaksinasi, layanan kesehatan, dan keterlibatan warga.  Vaksin Moderna mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin yang mendapat izin penggunaan di Indonesia, pertama yang berbasis mRNA. Melengkapi empat vaksin lain yang sudah ada (Sinovac, Novavax, AstraZeneca, Pfizer).

Penny Lukito selaku Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengatakan dalam pertemuan pers secara daring pada Jumat (2/7/2021), berdasarkan uji klinis fase ketiga, vaksin Moderna memiliki efikasi 94,1% untuk kelompok masyarakat usia 18-65 tahun dan efikasi 84,6% untuk usia diatas 65 tahun. “Secara umum, keamanan vaksin bisa di toleransi, paling sering nyeri, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot sendi. Profil keamanan usia dewasa di atas dan di bawah 60-an mirip,” katanya.

Menteri Kesehatan Budi Gunandi Sadikin, mengatakan melalui Sekertariat Presiden, Kamis (1/7/2021), ”Pemerintah akan menerima bantuan 4 juta dosis vaksin Moderna dalam bentuk hibah dari Amerika Serikat melalui covax, di bawah koordinasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk mempercepat vaksinasi.”  Saat ini, dosis vaksin AstraZeneca dari Pemerintah Jepang telah tiba. Negara lain yang mendonasikan vaksin ke Indonesia yaitu Australia.

Dengan demikian, adanya vaksinasi bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan wabah COVID-19 dan juga partisipasi warga dalam melakukan program vaksinasi ini, dapat mempengaruhi dan mempercepat dalam pemulihan kondisi negara. Meski vaksin tidak 100% menghilangkan virus dari seseorang, tetapi vaksin dapat memperkecil atau melindungi seseorang dari infeksi virus yang terjadi gejala berat atau komplikasi. Kehidupan dapat menjadi aman, sehat dan berjalan normal kembali.

Penulis : Arwaa Kamiliya Nasma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline