Seorang pasien tidak bisa langsung berkonsultasi terhadap seorang dokter. Untuk menjaga kondusifitas dan ketertiban di lingkungan atau area rumah sakit, terdapat serangkaian prosedur yang harus dilaksanakan dan ditaati seorang pasien untuk melakukan konsultasi terhadap seorang dokter. Tahapan atau rangkaian tersebut meliputi:
1. Pendaftaran
Dalam tahap pendaftaran, pasien diminta untuk melakukan registerasi atau mengisi data diri terlebih dahulu. Pendaftaran digunakan untuk catatan rekam medis dan menjadi bukti bahwa pasien setuju untuk dilakukan pengecekan. Setelah melakukan pendaftaran, pasien akan mendapatkan nomor urut antrean. Dalam melakukan pendaftaran, setiap rumah sakit memiliki rangkaian prosedurnya masing-masing. Maka dari itu, pasien harus mengikuti prosedur dari masing-masing rumah sakit.
2. Antre
Untuk menjaga kondusifitas di rumah sakit, antre merupakan suatu hal yang harus untuk dilakukan. Pasien diharuskan untuk terlebih dahulu menunggu sampai pada gilirannya tiba. Karena, suasana yang kondusif dapat menimbulkan rasa nyaman dan aman bagi pasien lain.
3. Konsultasi
Saat giliran tiba, pasien akan dipanggil sesuai nomor urut antrean menuju ke ruangan dokter yang sudah disediakan. Setelah pasien memasuki ruangan, dokter akan melakukan anamnesa atau wawancara terhadap pasien. Pasien diharuskan untuk menjawab dengan jujur tentang segala pertanyaan dari dokter apabila berkenan. Karena anamnesa merupakan dasar dari diagnosa dokter sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Saat berlangsungnya anamnesa, pasien juga dipersilahkan untuk menanyakan berbagai pertanyaan terkait keluhan yang pasien rasakan kepada dokter.
Terdapat berbagai catatan yang harus dipegang teguh oleh seorang dokter. Melakukan anamnesa, berarti dokter menanyakan berbagai hal seperti contoh keluhan pasien. Keluhan tersebut bisa jadi privasi dari seorang pasien. Maka dari itu, menjaga dan mengelola rekam medis dari hasil anamnesa merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan seorang dokter. Selain itu, seorang dokter juga harus efisien dalam menangani seorang pasien. Kinerja yang responsif, aktif, dan informatif merupakan cara yang dapat dilakukan seorang dokter untuk mencapai efisiensi dalam menangani pasien. Dalam menanggapi pasien, dokter juga harus turut berempati. Komunikasi yang bersahabat dan solutif bisa dilakukan oleh seorang dokter agar suasana saat melakukan anamnesa tidak menegangkan dan pasien dapat merasakan rasa aman dan nyaman.
Selain catatan untuk seorang dokter, terdapat juga catatan untuk pihak rumah sakit. Pihak rumah sakit harus memastikan bahwa fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki memadai. Seperti contoh alat untuk melakukan pemeriksaan hingga pada kebutuhan obat. Pihak rumah sakit juga harus menyediakan properti khusus untuk difabel. Karena yang nantinya melakukan konsultasi akan dari berbagai kalangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H