Senja yang turun melambai tadi, masih membayang di pelupuk mata merahnya...semburat merahnya mengingatkanku padamu yang tengah terduduk membisu aku masih mengingatmu terdiam membisu mengingat tentangmu rasanya ingin meneteskan air mata ini tak lagi mampu pelupuk mata ini menampungnya ingin kembali bergulir di waktu-waktu silam ketika senyum masih merekah dan kata terangkai indah.. indahnya mengagungkanku... ingin raasanya menyuling tetes embun dari hatimu yang sejukkan jiwa ini saat pengap menyapa aku ingin di sampingmu,, kemanakah dirimu yang kucinta dalam diam ? kembalilah hadir di ruang ini... dengarlah aku yang menjeit setiap waktu yang menangisi cerita tentangmu yang selalu berharap kau mendengar ini... mendengar setiap kata-kata yang keluar dari lisan ini bisakah kau kembali ? aku merindukanmu... disetiap hembusan nafasku dalam tangis yang sedu, aku memanggilmu... sembari berkata 'aku masih mencintaimu' Blitar, 27 Des 2011 untukmu yang dulu ku cinta... yang selalu hadir dalam cerita hidupku ...
"Hamparan senyum yang terlontar, membuat hatiku berkelana. ada kagum dihati ini, rasa pun menghampiri ..."mengenal dia" ku tahu itu yang ku inginkan. sekian lama aku mencintai dan menyayanginya dengan cara ku sendiri...dari jarak yang terbentang.. dari kenyataan yang menghadang. kenyataan bahwa ia tak mampu ku miliki.... dan jika harapan dan kenyataan tak sejalan, maka biarkan... "cintaku terpendam diam"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H