Teriakanmu berpadu hentakan ombak yang menerpa karang, isak tangismu tersapu angin yang telah menjelajah seluk-beluk lautan. Kau masih duduk di tepian sana, menangisi sesuatu yang sudah kuterka. Butiran air dari matamu telah menjelma pelangi kecil diterpa sendu senja.
Kau hanya ingin berbicara dengan dirimu melalui lembut desiran angin. Hendak kau leburkan amarahmu dalam amukan diam segetir ombak. Kau tandingkan tabah dan keras hatimu dengan jejeran karang. Aku menjadi tempat hatimu bersemayam, terus berarak seperti hamparan awan di langit biru. Ada, tapi tak tergapai.
Gili Trawangan, 27 Desember 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H