Lihat ke Halaman Asli

Zahir Makkaraka

Belajar dalam segala hal

Juni dan 45 Hari

Diperbarui: 1 Juni 2016   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekarang Juni sudah bertandang, riang atau mungkin luka tergenang meninggalkan Mei. Girang merambat menghampiri jiwa yang tenang dan hati yang senang atau luka tergenang mengenang di palung jiwa-jiwa kelam. Atau riang dan luka bersuasa di hati yang bimbang, hingga kenang di kening tak lagi ingin diulang.

Tertanggalkan sudah waktu yang disediakan Tuhan dan perlahan kita akan menghitung hari sampai dimana batas mengantara raga dengan ruh. Ataupun kita menghitung hari menuju sebuah persaksian yang akan memadukan segala asa dan aksara dari semasing diri memiliki. Dan Pastinya Juni akan kita tinggalkan kelak dan kita memerahkan dua hari di bulan Juli. Itu yang kita sepakati dan semasing dari pihak kita telah meneguhkan harapan. Aku dan kau dalam rentang 45 hari ke depan akan berjalan berpisah dan saat janji telah diikrarkan sepanjang jalan tergenggam erat jejari kita, kita luruhkan aku-ku dan aku-mu menjadi aku kita.

Juni terasa panjang karena masehinya dan bilangan-bilangan hari dalam beberapa hari ke depan pada bulan Juni akan terlupa. 6 Juni aku sudah beralih bulan, dan aku beralih kepada Ramadhan yang sudah lama kunanti bahagia. 11 purnama aku menunggunya, tak selama penantian dalam AADC2 yang membutuhkan ratusan purnama. Kutanggalkan Juni dibilangan keenam harinya, dan tak perlu kita gundah melepaskannya. Mungkin Juni akan merasakan sakit karena kita menanggalkannya, seperti janji yang tak tertunai atau amanah yang tergadai.

Awal Juni telah mengembang seperti kembang harapan yang telah lama kita idamkan, kini berbunga. Taman yang kita siapkan telah kita gemburkan dan 45 hari lagi kita siap meresmikannya menjadi milik kita, bukan milikmu apalagi milikku. Aku hanya ingin selamanya taman itu terjaga dan setia menumbuhkan asa-asa yang telah kita tekadkan. Kembang berbunga indah, buah yang ranum, dedaun yang menghijau, dan semerbak kasturi cita ideal itu yang menjadi panorama di taman kita. Meski tak seindah jingga senja di ufuk, tapi taman kita akan menjadi pelangi yang tak membutuhkan hitam dan putih di dalamnya. 

Awal Juni ini adalah tanda bahwa 45 hari berselang ke depan akan segala asa aku-ku dan aku-mu menyatu padu, seperti Pancasila yang lahir diawal Juni selalu dibela dan dipertahankan. Janji, ikrar, dan tekad kita teguhkan dan sedia memperjuangkannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline