Lihat ke Halaman Asli

Zahir Makkaraka

Belajar dalam segala hal

Salam Pagi Padamu yang Tak Sempurna (V)

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak kutemui embun di selasar peraduanku. Beningnya di helai daun atau digelayut rumput selalu kunanti. Bangunku dari alam barzah tidurku hanya disambut rinai hujan, embun tak datang karena hujan yang bertandang. Bukan mentari yang datang menghempasnya, bukan pula tanah yang menelannya, bukan .... Hujan subuh yang menggantinya. Beningnya tak aku pandang kali ini.

Aku rindu bening. Ya..., serupa bening di kelopak matamu yang teduh memandangku. Tak ada amarah, hanya nafsu mutmainnah yang meruah. Sejenak melupa akanmu, sekejap indah meniada. Sekedar puji. Mungkin engkau tahu bahwa memujimu sebagai bentuk syukurku kepada Tuhan yang telah menciptamu. Itu caraku mengungkap rasa, yang semalu mentari datang menyapa pagi ini. Hangat yang kudamba tak kunikmati seperti bening yang tak kujumpa. Hampa.

Larut dalam dingin mungkin itu cara terbaik untuk bertahan. Biarkan saja dimensi dirasuki hawa yang tak menyejukkan damaiku. Bukan keluh kesah, bukan pula sumpah serapah, hanya berpasrah. Mungkin ada romansa yang bisa kucipta, tak sekedar berpasrah. Dingin memang menyelimuti sisi eksternalku, tapi kurasa ada hangat dalam sisiku yang lain. Pagi yang dingin justru menghangatkan rinduku padamu. Salam pagi padamu yang tak sempurna!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline