Lihat ke Halaman Asli

Arum Kusumo Rahayu

Mahasiswi UNJ

Pemikiran Para Tokoh Sosiologi Klasik (Marx, Durkheimm, dan Weber)

Diperbarui: 11 September 2022   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengantar Pemikiran Para Sosiolog Klasik: Marx, Durkheim, dan Weber

1. Karl Heinrich Marx:

Dialektika Marx itu ada tesis > antiesis > sintesis. Marx memiliki dialektika materi yaitu yang pertama kenyataan yang berkembang bisa melalui proses dialektika dan yang kedua yaitu kesadaran adalah wujud dari dunia yang nyata.

Latar belakang pemikiran Marx yaitu adanya materialisme historis yang merupakan landasan materi berupa interprestasi tentang kehidupan masyarakat. 

Kemudian ada juga materialisme dialektis yang landasan materinya berupa interprestasi atas segala fenomena alam yang terjadi. 

Asas dari materialisme dialektis yaitu ada gerak (perubahan) ada dua macam yaitu gerak aktif (yang menyebabkan gerak) dan gerak pasif (yang menjadi perubahan), berelasi (hubungan yang saling terjadi antara perubahan dan perkembangan), perubahan dari kuantitatif ke kualitatif atau sebaliknya, dan yang terakhir adalah kontradiksi (tidak ada perkembangan yang timbul sendiri kecuali adanya pengganti dari yang lama).

Kerangka struktur masyarakat menurut Marx yaitu ada suprastruktur (sosioal, politik, budaya, filsafat, agama, pendidikan dan kesenian) dan infrastruktur (ekonomi yaitu hubungan produksi dan alat produksinya).

Manusia menurut Marx yaitu adanya sejarah yang menentukan dan dapat dipengaruhi, diciptakan serta dirubah. Manusia menurut Marx ini adalah sebagai subjek sekaligus objek. Kalau mayarakat menurut Marx ada dua yaitu borjuis dan proletar.

2. David Emile Durkheim

Masyarakat menurut Durkheim yaitu sesuatu yang dihadapkan kepada fakta-fakta sosial. Menurutnya, masyarakat ada 4 pilar pendukungnya yaitu yang sakral dan propan, klasifikasi (sanksi/hukuman), ritus (perayaan budaya), dan ikatan solidaritas. 

Fakta sosial bersifat terpisah di luar individu yang artinya memiliki karakter yang khusus. Fakta sosial dibagi dua sama Durkehim, yang pertama ada material (hal yan dapat diperhatikan dan merupakan bagian dari dunia nyata yang mengatur individu) contohnya masyarakat. Yang kedua ada fakta sosial non-material (sesuatu yang dianggap nyata dan bersifat intersubjektif yang dapat muncul di kesadaran mansuia) contohnya norma, nilai dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline