Over-tourism atau pariwisata berlebihan adalah isu yang semakin sering terjadi di banyak destinasi wisata di seluruh dunia. Hal ini terjadi ketika terlalu banyak wisatawan datang ke suatu tempat dalam waktu yang bersamaan, sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, keterbatasan sumber daya, dan bahkan ketegangan antara wisatawan dan warga setempat.
Peningkatan jumlah wisatawan tidak selalu berarti manfaat bagi suatu destinasi wisata. Terlalu banyak wisatawan dalam satu tempat pada waktu yang bersamaan dapat memicu beberapa masalah, seperti kerusakan lingkungan, keterbatasan sumber daya, dan meningkatnya biaya hidup. Jika dibiarkan berlarut-larut, over-tourism dapat merusak destinasi wisata dan membuat wisatawan enggan untuk kembali.
Salah satu contoh kasus over-tourism terjadi di Bali, Indonesia. Pada musim liburan, Bali seringkali dipadati oleh wisatawan, sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas, pencemaran lingkungan, dan meningkatnya harga-harga yang justru merugikan warga setempat. Selain itu, terlalu banyak wisatawan yang datang ke Bali juga berdampak pada keterbatasan sumber daya, seperti air dan listrik.
Pemerintah dan pengelola pariwisata harus mengambil tindakan untuk mengatasi masalah over-tourism. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah:
1. Memperkuat pengaturan jumlah wisatawan yang datang ke suatu destinasi wisata pada waktu yang bersamaan.
2. Menerapkan kebijakan pajak wisatawan untuk mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke destinasi wisata pada puncak musim liburan.
3. Mengalokasikan sumber daya secara bijaksana, seperti air dan listrik, untuk menghindari terjadinya keterbatasan.
4. Membangun infrastruktur yang memadai untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.
5. Mengembangkan program pariwisata yang berkelanjutan, seperti menumbuhkan pariwisata berbasis budaya, pariwisata ekologis, atau pariwisata petualangan yang menarik minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata yang belum begitu populer.
6. Mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memperbaiki pengelolaan sampah, dan menumbuhkan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan.