TANGSEL. -- Petasan yang diduga berasal dari tetangga korban. menyebabkan bayi usia 38 hari meninggal. Sebelumnya, korban masih sempat dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan untuk mendapatkan pertolongan.
Keluarga korban menyatakan, saat bayi mendengar suara petasan. Si kecil langsung tersentak kaget dan matanya tidak bisa terbuka serta lidah korban terangkat ke langit-langit dengan lidah terlipat.Nufus tante dari korban mengatakan "Saat keponakan saya dibawa ke rumah sakit, dia sudah koma dan dimasukkan ke ruang ICU. Berdasarkan hasil MRI atau CT scan otak menunjukkan pembuluh darah di otaknya pecah," jelas Nufus. Rabu (26/4).
Bayi yang baru lahir memang sangat rentan setiap terjadi perubahan dalam lingkungan tempat tinggalnya, baik secara fisik maupun perkembangan otaknya. Karena itu, bayi sebelum usia 2 tahun harus diusahakan berada di lingkungan yang nyaman dan aman untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan. Lantas, seberapa bahayanya jika bayi sampai terkejut?
Dilansir dari laman resmi departemen kesehatan di Victoria, Australia, bayi yang baru lahir sangat rentan dengan berbagai macam trauma. Jenisnya bermacam-macam, mulai dari yang paling ringan seperti berpisah dengan pengasuh, rasa lapar berkepanjangan, suara bising, hingga bentakan atau hantaman keras.
Salah satu trauma yang berbahaya adanya hantaman keras, seperti petasan yang bisa berdampak pada tubuh dan otak bayi. Ada salah satu hentakan yang terjadi secara tiba-tiba pada bayi disebut shaken baby syndrome.
Dilansir dari IDAI, sindrom ini bisa membuat otak bergeser dan mengalami robekan saraf. Selain itu, mata juga bisa mengalami pendarahan dan bisa sebabkan koma, syok dan tidak bergerak. Sindrom ini diakibatkan karena guncangan atau bentukan yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Maka, penting bagi kita orang tua atau orang yang berada di lingkungan sekitar yang memiliki bayi untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan. Sehingga segala hal yang bisa mencederai bayi bisa dihindari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H