Lihat ke Halaman Asli

Arum Pusporini

Copywriter

Waspada! Asap Rokok di Baju Sebabkan Pneumonia Anak

Diperbarui: 15 Februari 2023   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tiktok/@telormcd 

TANGSEL. -- Rokok jadi penyebab terjadinya gangguan kesehatan, seperti penyakit pada paru-paru, jantung, bahkan kanker. Beberapa waktu lalu viral anak kecil terdiagnosis pneumonia karena orang tua yang punya kebiasaan merokok.

Dari video yang beredar, diketahui bayi mengalami demam, batuk, dan pilek, dokter mendiagnosis bayi terkena bronkitis. Akibatnya, bayi mungil tersebut menjalani pengobatan uap dua kali sehari, diberi obat tetes hidung, antibiotik, dan obat pilek lainnya.

"Buat yang udah punya anak. Yuk egonya diturunin dulu buat gak ngerokok, daripada gak bisa gendong anak," tulis keterangan unggahan Tiktok @telormcd, dikutip (13/2).

Secara medis terbukti, asap rokok yang masih menempel pada baju dapat membahayakan orang sekitar termasuk anak. Kandungan nikotin dan bahan-bahan berbahaya pada asap rokok bisa ikut dihirup oleh orang di sekitarnya. Jika dibiarkan, hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius hingga menyebabkan kematian.

Lebih lanjut, asap rokok yang menempel di sejumlah barang atau tempat baru bisa hilang setelah berbulan-bulan. Penelitian terbaru menunjukkan balita bisa menjadi perokok pasif dan efeknya mengalami batuk, pilek berulang akibat terpapar racun rokok.

Penyebab radang paru-paru biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun penyebab lain seperti asap rokok, polutan, bahan kimia dan asap dari lingkungan bisa menyebabkan pneumonia aspirasi.

Kelompok yang berisiko terkena pneumonia antara lain, bayi dan anak-anak, lansia di atas usia 65 tahun, perokok, seseorang dengan kekebalan tubuh yang rendah misalnya HIV, atau seseorang yang terkena penyakit asma.

Pneumonia yang terjadi pada balita dan dewasa berbeda, infeksi pada saluran pernapasan atas atau bawah bisa menyerang balita dan akan berhubungan dengan jalur alveoli dan bronkiolus. Pneumonia ringan yang bisa terlihat pada balita ketika mengalami sesak napas atau gangguan dalam pengambilan oksigen dari paru-paru.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat bahwa pneumonia pada balita menempati peringkat kedua sebagai penyakit menular setelah diare. Tahun 2021 tercatat sebesar 8.760 kasus. Berdasarkan data WHO tahun 2019, anak di bawah 5 tahun mengalami kematian akibat pneumonia sebanyak 740.180 di dunia.

Pneumonia bisa dicegah dengan dukungan nutrisi dan pemberian vaksinasi. Maka, sebelum terjadi pneumonia yang serius, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya radang paru-paru sehingga bisa menentukan penanganan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline