Lihat ke Halaman Asli

Arum Pusporini

Copywriter

Hari Kanker Sedunia: Leukimia Dominasi Kasus Kanker Anak di Indonesia

Diperbarui: 4 Februari 2023   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Hari Kanker Sedunia [Sumber: Freepik]

TANGSEL. -- Peringatan Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) diperingati setiap tanggal 4 Februari yang bertujuan membangun akses perawatan yang setara dan adil bagi seluruh pengidap kanker serta mencegah banyaknya kematian akibat penyakit ini.

Dalam dua tahun terakhir, Union for International Cancer Control (UICC) pada tahun 2022-2024 mengangkat kampanye Hari Kanker Sedunia dengan tema Close the Care Gap yang berarti "Tutup Kesenjangan Perawatan".

Dilansir dari laman resmi Hari Kanker Sedunia, 70% pasien kanker ada di negara berkembang. Faktanya, kanker darah (leukemia) masih menjadi penyakit mematikan tertinggi kedua di Indonesia, khususnya menyerang anak-anak sampai berada di fase akut.

"Estimasi kanker anak (leukemia) di dunia terdata sebanyak 400 ribu anak dan remaja (usia 0-19 tahun) yang mengidapnya berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) tahun 2020, 11 ribu di antaranya berada di Indonesia," ucap Maxi dalam konferensi pers Peringatan Hari Kanker Sedunia, Kamis (2/2/23).

Tanda pada leukemia akut yang paling terlihat adalah pucat dan anak lebih putih dari biasanya. Ciri lain dilihat dari nafsu makannya yang berkurang dan anak yang biasa bermain jadi mudah kelelahan. Secara umum, faktor pemicu leukemia akut karena paparan radiasi dosis tinggi, paparan kemoterapi dan infeksi virus tertentu.

Lebih lanjut, 30-40% kasus kanker sebenarnya masih bisa diatasi dengan deteksi dini serta meminimalisir faktor risiko secara berkala. Kunci utama penanggulangannya bertujuan untuk mencegah perkembangan kanker ke stadium lanjut.

"Orang tua perlu membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melihat tanda dan gejala yang mengarah ke kanker. Kesuksesan penanggulangan kanker ini perlu diimbangi dengan dukungan seluruh masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan," kata Maxi.

Ia menambahkan diagnosis dini harus melalui pemeriksaan dokter dengan memberikan penanganan yang tepat dan orang tua perlu berkonsultasi terkait keluhan yang dirasakan pada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline