Lihat ke Halaman Asli

Gerakan Pemberdayaan Masyarakat: Upaya Membangun Kesehatan Mental Remaja Melalui Media Sosial

Diperbarui: 27 Maret 2023   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah pendekatan dimana masyarakat diberikan kesempatan dan wewenang yang lebih besar, guna mengelola proses pembangunan sosial. Menurut Sumodiningrat, pemberdayaan merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Selain itu, terdapat kemuka mengatakan, bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya memberikan otonomi, wewenang, dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi serta mendorong untuk lebih aktif agar dapat menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin. Didalam konsep pemberdayaan tidak lepas dari Sumber Daya Manusia (SDM), dimana SDM ini berkaitan dengan adanya sikap budaya kreatif dan inisiatif, kualitas SDM sendiri, pengetahuan dan pengalaman dari masyarakat. Remaja merupakan salah satu SDM yang sangat penting demi kemajuan dan masa depan negara ini. Mereka adalah cikal bakal yang akan menjalankan perkembangan bangsa. Namun, saat ini remaja di Indonesia dapat dikatakan memiliki kesehatan mental yang tidak cukup baik. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi kondisi fisik serta kualitas hidup yang menurun.

Kesehatan mental merupakan pilar dasar untuk seseorang dapat berkembang, berinteraksi, berpikir, berekspresi, dan lain sebagainya, serta dimana seseorang memiliki kesejahteraan yang terlihat dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri. WHO (World Health Organization) menjelaskan bahwa seseorang sehat secara mental berarti mampu menyadari kesanggupan menangani stress dalam kehidupan sehari-hari, bekerja dengan produktif, serta dapat berkontribusi bagi ingkungan sekitarnya. Kesehatan mental dipengaruhi oleh pengalaman dalam hidup dan menimbulkan dampak yang lebih besar pada diri seseorang. Kesehatan mental yang baik memiliki kondisi batin yang berada dalam keadaan tentram, positif, dan tenang, sehingga hal tersebut membuat seseorang dapat menikmati kehidupannya dan menghargai orang lain yang berada disekitarnya. Namun ketika kesehatan mental sedang tidak baik-baik saja atau terganggu, maka akan timbul beberapa gejala, seperti :

1. Perubahan mood. Kondisi dimana secara tiba-tiba suasana hati berubah dalam jangka waktu yang tidak menentu. Hal ini tentu dapat mempengaruhi hubungan antara keluarga maupun teman sebaya.
2. Perubahan perilaku. Aktivitas sehari-hari mencerminkan perubahan perilaku individu tersebut berubah atau tidak. Entah mungkin lebih cepat emosi, cenderung kasar, dan lain semacamnya.
3. Kesulitan berkonsentrasi. Sulit fokus dalam jangka waktu yang lama, tentu saja dapat menyebabkan turunnya performa diri dan juga perkembangan otak.
4. Menyakiti diri sendiri. Menyalahkan diri sendiri akibat rasa takut yang berlebihan, dapat berujung pada keinginannya untuk menyakiti diri sendiri, bahkan dapat melakukan percobaan bunuh diri.
5. Penurunan berat badan. Gangguan pada mental juga dapat mengganggu pola makan, kehilangan nafsu makan, mual, dan lainnya yang mengakibatkan penurunan berat badan secara drastis.

Sebagian besar, gangguan kesehatan mental muncul dan dialami pada masa remaja atau di awal usia 18-23 tahunan. Dimana diumur segini, remaja sedang mencari jati dirinya. Masalah yang muncul mulai dirasakan efeknya, entah dalam ekonomi, keluarga, pendidikan, dan yang terlebih lagi dalam hal percintaan. Dimasa remaja, percintaan menjadi suatu ajang dimana remaja itu sendiri menganggap bahwa dirinya sudah pantas untuk mengartikan apa cinta yang sebenarnya. Hal itu berakibat banyaknya pula remaja yang stres akibat putus cinta. Ada yang rela menyakiti dirinya sendiri, seperti yang sudah dijelaskan diatas efek dari terganggunya mental. Selain itu, diumur ini terdapat banyak mahasiswa yang sedang berusaha menyesuaikan kegiatannya dengan kehidupannya. Dalam hal ini, remaja belum sepenuhnya sadar bahwa kesehatan mental sangat penting bagi keberlanjutan hidupnya. Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dan harus dipelihara sebaik mungkin. Menjaga atau memulihkan kesehatan mental pada remaja dapat dilakukan melalui media sosial. Dimana media sosial tentu saja dekat dengan kehidupan remaja.

Media sosial merupakan wadah yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi atau gagasan dalam sebuah jaringan dan komunikasi virtual. Manfaat media sosial ini memungkinkan untuk berkomunikasi dengan siapapun tanpa adanya hambatan jarak. Contoh dari media sosial seperti Facebook, Instagram, LinkedIn, Twitter, TikTok, Telegram, dan lainnya. Dampak baik yang ditimbulkan dari menggunakan media sosial bagi remaja yang dapat dirasakan, yaitu memperluas jaringan pertemanan, remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati, serta dapat mengembangkan bakat dan keterampilannya. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai ajang kampanye untuk menyebarkan pentingnya menjaga kesehatan mental pada remaja. Komunikasi yang memberikan informasi positif diperlukan untuk membangun kesadaran dan pola piker kritis. Kegiatan kampanye berupa edukasi kesehatan mental melalui media sosial merupakan sebuah inovasi untuk dapat membantu mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kepada remaja. Ditambah dengan keadaan pandemi covid-19 yang mengharuskan remaja untuk tetap berada di rumah, mengakibatkan kegiatan menjadi terbatas, pembatasan berinteraksi yang tentu saja menimbulkan masalah kesehatan mental.

Kegiatan kampanye di media sosial dapat berupa membuat konten tentang pentingnya kesehatan mental, yang nantinya dapat diunggah di Instagram atau TikTok dimana aplikasi ini sedang hype dikalangan remaja. Pembuatan poster yang menarik, lalu di posting dimedia sosial yang tentu saja akan tersebar secara luas. Selain itu, dengan mengadakan webinar juga dapat membantu memberikan informasi mengenai kesehatan mental. Agar konten yang telah dibuat dilihat oleh banyak orang, pilihlah strategi yang tepat. Contohnya seperti posting pada hari yang diperingati, seperti tanggal 10 Oktober dimana tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia (Mental Health). Dengan demikian, banyak orang yang tentu saja akan melihat kampanye tersebut. Ada beberapa tips yang dapat diberikan kepada remaja dalam kampanye tersebut, seperti rutin dan rajin berolahraga, istirahat dan tidur yang cukup, menanamkan mindset positif pada diri sendiri, membantu orang lain yang membutuhkan, meditasi, memberikan senyuman serta salam pada orang yang dijumpai, makan-makanan yang sehat dan bergizi, berlibur, dan lain sejenisnya yang membuat diri senang dan tentram. Dengan adanya tips berikut, diharapkan remaja di Indonesia lebih peduli akan kesehatan mentalnya.

Hal ini tentu saja berpengaruh besar bagi pengembangan dan pembangunan. Upaya menjaga kesehatan mental remaja merupakan salah satu bentuk dari pemberdayaan masyarakat. Kampanye di media sosial merupakan cara dari penyuluhan partisipatif. Dimana penyuluhan partisipatif itu sendiri merupakan tindakan yang terencana dan berupaya untuk bisa melaksanakan pemberdayaan masyarakat melibatkan masyarakat itu sendiri. Kegiatan kampanye ini dilakukan oleh remaja yang peduli terhadap remaja lainnya, dan juga dapat dilakukan oleh orang yang berpengalaman di bidangnya. Hal itu yang menjadikan pemberdayaan masyarakat oleh dan untuk masyarakat itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline