Kelangsungan teknologi pada pertanian, peternakan, perikanan serta pemprosesan makanan dan minuman telah memudahkan umat manusia untuk memenuhi keperluan makan minum semua manusia di alam semesta ini. Perkembangan teknologi informasi, dengan adanya telpon, handphone, internet dan lain-lain, telah mempercepat penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, sekarang dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan lain-lain alat komunikasi canggih, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Dapat dipahami bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material manusia. Penemuan-penemuan sains dan teknologi telah memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia. Perjalanan yang dulu perlu ditempuh berbulan-bulan, sekarang dapat ditempuh hanya beberapa jam saja dengan pesawat terbang, kereta api cepat, hinggalah penemuan-penemuan lain yang sangat membedakan, memudahkan dan menyenangkan cara hidup manusia zaman sekarang dibanding zaman dulu.
Sains dan teknologi adalah alat bagi manusia untuk mengurangi peran dan beban manusia dalam melakukan sesuatu. Dengan adanya sains dan teknologi manusia sebenarnya dapat mengurangi keterlibatannya secara menyeluruh dalam setiap aktivitas kehidupan. Sains juga dapat menyejahterakan manusia apabila digunakan sesuai aturan yang digariskan oleh agama. Demikian juga penggunaan teknologi yang hampir mendominasi seluruh kehidupan manusia tanpa mengenal batas tempat dan waktu. Jika manusia mengetahui akan keterbatasannya sebagai makhluk ciptaan Allah di muka bumi ini sungguh tidak ada kesombongan dalam benak manusia walaupun dia sanggup menguasai sains dan teknologi yang super canggih sekalipun. Ini disebabkan bahwa Allah swt merupakan sumber segala ilmu dan Dialah yang memiliki ilmu meliputi seluas langit dan bumi yang tidak ada satu makhluk-pun yang bisa menandingi keilmuan-Nya. Maka, sudah sepantasnyalah manusia yang memiliki secuil ilmu pengetahuan agar tidak mencampakkan atau mengesampingkan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat menyelamatkan manusia dari api neraka dan membelanya ketika berada di alam barzakh (alam kubur). Milikilah ilmu yang dapat meningkatkan kesyukuran kepada Sang Pemiliknya, dan ilmu yang dapat memperhambakan diri kepada-Nya.
Sains, Teknologi, dan seluruh ilmu pengetahuan yang pernah ada di muka bumi ini sebenarnya pada satu sumber, yaitu dari Allah swt. Allah akan memberi ilmu kepada orang yang bersungguh-sungguh dalam mencarinya lewat berbagai cara penelitian, pengkajian, dan pengajian di manapun di alam ini. Namun, Allah swt tidak membatasi ilmu itu hanya kepada umat Islam, akan tetapi Allah akan memberikannya kepada yang mau bersungguh-sungguh. Seperti terdapat pada al-Qur'an surat al-Rahman ayat 33 Allah berfirman:
Wahai segenap jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dari Allah).
Sains dan teknologi diibaratkan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dengan satu sama lain. Menurut Baiquni, Sains merupakan himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi merupakan himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis (Baiquni, 1995: 58-60).
Sebagai kalam Allah, Al Quran diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur'an bukanlah ensiklopedia sains dan teknologi apalagi al-Qur'an tidak menyatakan hal itu secara gamblang. Akan tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda li al-nas, al-Qur'an memberikan informasi pendorong mengenai fenomena alam dengan porsi yang cukup banyak, sekitar tujuh ratus lima puluh ayat (Ghulsyani, 1993: 78). Bahkan, pesan (wahyu) paling awal yang diterima Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya proses penyelidikan. Informasi al Qur'an tentang fenomena alam ini, menurut Ghulsyani, dimaksudkan untuk menarik perhatian manusia kepada Pencipta alam Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana dengan mempertanyakan dan merenungkan wujud-wujud alam serta mendorong manusia agar berjuang mendekat kepada-Nya (Ghulsyani, 1993). Dalam visi al-Qur'an, fenomena alam adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap alam itu akan membawa manusia lebih dekat kepada Tuhannya.
Contoh Seperti Angka 19 dalam Al Quran
Di antara angka-angka yang disebutkan dalam Al-Quran, angka 19 menempati posisi yang istimewa. Keistimewaan angka 19 ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Al Muddatstsir ayat 30 dan 31.
Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).
Kami tidak menjadikan para penjaga neraka, kecuali para malaikat dan Kami tidak menentukan bilangan mereka itu, kecuali sebagai cobaan bagi orang-orang kafir. (Yang demikian itu) agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, orang yang beriman bertambah imannya, orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, serta orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata,) "Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki (berdasarkan kecenderungan dan pilihan mereka sendiri) dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapan mereka untuk menerima petunjuk). Tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Ia (neraka Saqar itu) tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia.
Menurut ayat tersebut, terungkap bahwa angka 19 mempunyai tiga fungsi utama, yaitu
- menjadi cobaan (fitnah) bagi orang kafir dan orang yang mempunyai penyakit di hatinya,
- memantapkan keyakinan orang-orang yang diberi Al-Kitab (sebelum turunnya Al Quran),
- menambah keimanan orang-orang mukmin. Suatu pertanyaan yang muncul yaitu dengan cara bagaimana angka 19 dapat menambah keimanan dalam hati orang mukmin.