Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Harus Pulau Rempang?

Diperbarui: 13 Oktober 2023   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika dilihat dari letak strategisnya Rempang merupakan sebuah pulau yang terletak di wilayah pemerintahan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau Rempang berada sekitar 3 kilometer di sebelah tenggara Pulau Batam dan terhubung langsung dengan jembatan Barelang V dengan Pulau Galang yang berada di bagian selatannya. Jembatan Barelang merupakan jembatan penyambung antar wilayah di Rempang, dibangunnya jembatan ini untuk memperluas Otoritas Batam sebagai regulator daerah industri Pulau Batam. Pulau Rempang sendiri memiliki luas wilayah 16.583 hektare, terdiri dari 2 kelurahan yaitu, Kelurahan Rempang Cafe dan Sembulang. Terdapat sekitar 16 Kampung Tua pada pulau ini, yaitu masyarakat adat Melayu Tua, suku Orang Laut, dan suku Orang Darat dan diyakini telah menghuni pulau Rempang sejak puluhan tahun silam.

Pulau Rempang juga terletak berdekatan dengan Malaysia dan Singapura serta memiliki banyak keindahan alam, hal inilah yang menarik para wisatawan untuk datang ke Pulau Rempang. Pulau Rempang memiliki posisi penting karena letaknya yang strategis di antara Selat Malaka dan Laut China Selatan. Selat Malaka sendiri merupakan salah satu jalur pelayaran paling sibuk di dunia, dan merupakan rute utama bagi perdagangan internasional, terutama minyak mentah dan produk-produk energi.

Saat ini, Pulau Rempang masuk dalam salah satu daftar Program Strategi Nasional 2023 yang diumumkan menjadi kawasan industri bernama Rempang Eco City. Proyek ini digarap oleh PT. Makmur Elok Graha (MEG) yang merupakan milik dari Tomy Winata dan bekerja sama dengan BP Batam. Pembangunan proyek ini menggarap sekitar 17 hektare lahan atau seluruh lahan di Pulau Rempang. Yang Artinya seluruh warga Pulau Rempang harus di relokasi agar proyek berjalan dengan lancar. Banyak warga Pulau Rempang yang menolak diadakannya Rempang Eco City ini. Dikarenakan disanalah sumber matapencaharian mereka, dan di Pulau Rempang sendiri masih banyak kampung-kampung tua yang masih ingin mereka lestarikan.

Eco City ini sendiri merupakan konsep perencanaan pengembangan kota yang berfokus pada keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Tujuan Eco city ini sendiri adalah untuk mencuptakan lingkungan perkotaan yang ramah lingkungan, hemat energi, dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Meski begitu proyek Eco City sendiri memiliki sisi negatif yang harus diperhatikan, contohnya:

1. Biaya yang Tinggi: proyek Eco City ini seringkali melibatkan investasi awal yang besar dalam infrastruktur dan teknologi hijau. Hal ini dapat mengakibatkan biaya yang tinggi untuk pengembang dan masyarakat

2. Pemindahan Populasi: Jika proyek Eco City ini melibatkan revitalisasi atau pembangunan ulang kawasan yang sudah ada, ini dapat mengakibatkan pemindahan penduduk yang tinggal pada area tersebut

3. Dampak Sosial dan Ekonomi: Terkadang proyek Eco City dapat memiliki dampak sosial dan ekonomi yang kompleks, terutama jika ada perubahan signifikan dalam cara hidup atau mata pencaharian masyarakat local

4. Dampak Lingkungan Selama Konstruksi: Meskipun tujuannya adalah untuk berkelanjutan, proyek pembangunan Eco City selama proses konstruksi dapat memiliki dampak sementara pada lingkungan sekitarnya, termasuk kerusakan habitat dan polusi

5. Kesenjangan Sosial: Jika tidak dikelola dengan hati-hati, proyek Eco City dapat meningkatkan kesenjangan sosial dengan memisahkan masyarakat yang mampu dan yang kurang mampu

Itulah dampak negatif yang membuat masyarat Pulau Rempang enggan meyetujui proyek Eco City selain karena mereka enggan meninggalkan kampung mereka, belum tentu juga ditempat baru mereka memiliki mata pencaharian yang tetap seperti sekarang.

Proyek Eco City di Pulau Rempang ini hanya menguntungkan satu pihak saja yaitu investor,mengapa? Karena sekarang ini masyarakat pulau rempang bermata pencaharian di daerah sekitar, jika dipindahkan belum tentu juga mereka mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka. Bahkan pemerintah juga dikelabuhi oleh investor, polisi-polisi yang seharusnya melindungi masyarakat malah memihak pemrintah dan memerangi masyarakat. Dan jika masyarakat diiming-imingi di tempatkan dalam proyek Eco City itu belum tentu benar adanya, karena di zaman sekarang ini pemimpin proyek memilih pekerja berdasarkan skill dan belum tentu juga masyarakat Pulau Rempang memiliki skill yang dibutuhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline