Hallo, Kompasianers! Pernah dengar istilah Strict Parents nggak sih? Pasti pernah, dong. Istilah strict parents tentunya sudah tidak terdengar asing lagi di telinga kita saat ini, apalagi di kalangan anak muda yang senantiasa update sosial media. Lalu, apa sih sebenarnya strict parents itu dan bagaimana dampaknya bagi anak remaja? Yuk, simak penjelasan berikut, ya!
Mengenal Strict Parents
Menurut Psikologi, strict parents adalah orang tua yang menaruh standar tinggi dan seringkali menuntut sang anak
Strict parents adalah sebuah istilah yang mengacu pada orang tua yang menerapkan pola asuh dengan gaya yang ketat dan kaku. Maksud dari ketat dan kaku di sini yaitu orang tua yang membatasi anak dalam bersikap dan memberikan aturan-aturan yang bersifat otoriter terhadap anak. Orang tua yang mendidik anaknya dengan cara seperti ini berharap agar anaknya dapat mengikuti peraturan yang telah mereka buat tanpa adanya diskusi terlebih dahulu.
Sifat otoriter yang melekat pada sosok strict parents dapat ditandai dengan perilaku yang dingin, tidak responsif dan tidak suportif kepada sang anak. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh strict parents cenderung sewenang-wenang serta sangat ketat. Jika sang anak tidak menurut atas peraturan yang telah dibuat, maka mereka akan menghukumnya dengan keras.
Tak jarang kita lihat sebagian orang tua di sekitar kita mungkin masih percaya bahwa pola asuh yang ketat dapat membuat anaknya menjadi sosok yang hebat di masa yang akan datang. Akan tetapi, menerapkan pola asuh dengan cara strict parents justru malah menimbulkan dampak negatif bagi anak, terutama di masa remaja. Mengapa demikian?
Masa remaja adalah masa untuk mencari jati diri, mengembangkan hubungan sosial serta mengambil keputusan yang tepat terkait masa depan yang akan mereka hadapi. Masa itu penuh dengan tekanan dan tantangan, sehingga menerapkan pola asuh yang keras dapat mengganggu dan mempersulit dinamika perkembangan dan emosional mereka.
Dampak Negatif Strict Parents bagi Anak Remaja
Pola asuh strict parents yang menerapkan aturan dan batasan yang ketat dengan kontrol yang tinggi dan komunikasi yang minim, dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan remaja. Berikut ini dampak negatif yang akan terjadi dalam pola asuh strict parents:
1. Kerenggangan hubungan antara orang tua dan anak
Orang tua yang terus-menerus membatasi anak dalam bersikap dan segala hal yang ingin dilakukan, justru akan menciptakan sebuah jarak antara keduanya yang timbul karena kurangnya rasa kepercayaan dan komunikasi yang terbuka dalam keluarga.
2. Sulit mengeksplorasi potensi diri
Ketegasan yang berlebihan dapat menghambat kemampuan anak dalam mengembangkan keterampilan untuk mengambil keputusan. Hal ini disebabkan karena orang tua terlalu tegas dan membatasi kebebasan dan kemandirian sang anak sehingga mereka sulit untuk mengeksplorasi potensi yang ada dalam diri mereka.
3. Mengikis harga diri anak
Ekspektasi yang terlalu tinggi dan kritikan yang diberi secara terus-menerus dapat mengikis harga diri anak sehingga menimbulkan perasaan tidak percaya diri, tidak mampu, putus asa serta dapat meningkatkan stress dan kecemasan karena takut melakukan kesalahan lalu mendapatkan hukuman.
4. Pemberontakan dan kebencian
Tekanan yang dihadapi secara terus-menerus atas peraturan-peraturan dan hukuman yang diberikan ketika sang anak tidak mampu untuk memenuhi ekspektasi atau tidak mematuhi aturan yang telah dibuat, akan meningkatkan potensi pemberontakan dan kebencian pada diri anak.
Mengasuh anak adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan pembelajaran. Orang tua perlu menemukan keseimbangan antara menetapkan batasan-batasan yang jelas dan memupuk kemandirian pada anak. Orang tua perlu fleksibel dan menyesuaikan pendekatan mereka dengan kebutuhan dan perkembangan anak masing-masing.