Sate memang telah menjadi salah satu kuliner kebanggaan Indonesia, bahkan tokoh dunia banyak yang mengakui kenikmatan rasanya sate. Saat ini masyarakat lebih banyak mengenal sate Madura, padahal sate memiliki banyak macam tergantung daerahnya. Salah satu daerah yang terkenal sate adalah Blora yang terletak di Jawa Tengah.
Sate Blora memiliki ciri khas sendiri dibanding sate dari kota lainnya, inilah ciri khas sate Blora yang perlu diketahui Kompasianer semua.
1. Penyajian Sate Blora
Sate Blora menyajikannya agak berbeda dengan sate lainnya yaitu menyajikan sate satu piring penuh. Penjual selalu membakar sate dalam jumlah besar dan akan dibagikan satu piring atau lebih tergantung jumlah pembelinya. Belum lama ini aku pulang ke Blora, dan menikmati sate saat makan malam bersama keluarga berjumlah tiga orang.
Kami memesan sate ayam dan sate sapi untuk santapan makan malam kami, penjual memberikan satu piring berisi sate ayam dan satu piring sate sapi di atas meja kami.
O iya sekadar informasi saja, sate Blora ada tiga macam yaitu sate ayam, sate sapi, dan sate kambing. Dari ketiga nama tersebut ada yang lain gak? Yups...sate sapi. Kalau di Jakarta kan jarang sekali menemukan sate daging sapi. Saat ini sih aku baru tahu namanya sate sapi hanya di Blora. Seandainya ada pun namanya sate daging, hehehe.
2. Nasi opor pincuk daun jati
Berbeda dengan sate Madura, sate Blora menyajikan nasinya diberikan kuah opor yang berwarna kuning dengan ditaburi bawang goreng. Ini sudah pasangan yang klop untuk menikmati sate Blora, apalagi bila nasinya ditaruh di pincuk daun jati. Sedaaapp...! :D
Sebagai kota yang terletak ditengah hutan jati, menjadikan daun jati sebagai wadah makanan di Blora. Gak cuma sate, masih ada makanan lagi yang menggunakan daun jati seperti tempe dan pecel. Percaya atau tidak, makanan yang menggunakan daun jati sebagai wadah makin membuat makanan lebih nikmat.
3. Jangan buang tusuk sate
Ini nih yang paling unik dari sate Blora saat ngandok, yaitu biarkan tusuk sate tetap di meja. Jangan dibuang yaa... Tau gak kenapa gak boleh dibuang? Karena tusuk sate ini dijadikan bukti jumlah sate yang telah dimakan. Gak harus beli sepuluh atau kelipatannya, kalau makan di tempat, bisa makan eceran sesuai jumlah tusuk sate. Pembayarannya dihitung berdasarkan jumlah tusuk sate.