Lihat ke Halaman Asli

Perseteruan di Semenanjung Korea Jadi Ancaman untuk Perdamaian Dunia

Diperbarui: 1 September 2024   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Korea seperti yang kita tahu terbagi dalam dua wilayah, yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Jong Un mengisolasi negaranya dari budaya asing, sedangkan Korea Selatan sebagai negara yang lebih terbuka terhadap arus globalisasi terutama Eropa membuatnya lebih maju. Perbedaan kontras ini menjadikan Korea Selatan mendunia terlebih dengan industri K-pop dan drama. 

Namun, ketegangan antar dua negara saudara tersebut tak kunjung surut. Masing-masing negara berupaya mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi serangan yang kemungkinan terjadi. Korea Utara gencar mengembangkan nuklir, sistem pertahanan dan keamanan mereka pun semakin ditingkatkan. 

Korea Utara bahkan tak sembarangan mengizinkan pengunjung masuk ke negaranya demi menjaga rahasia yang bersifat mengancam keamanan mereka. Meski secara teknologi Korea Utara bisa dikatakan tertinggal, kemampuan nuklir dan persenjataan mereka tidak bisa diremehkan. Banyak uji coba telah dilakukan untuk membuktikan kekuatan Korea Utara di mata masyarakat dunia. 

Korea Selatan sendiri sebagai upaya pencegahan dini mewajibkan setiap pria dengan usia matang 30 tahun untuk mengikuti wajib militer. Tidak seperti Korea Utara yang memiliki teknologi nuklir yang mumpuni, Korea Selatan lebih menitikberatkan pada kemampuan pertahanan. Sebagai negara besar dengan relasi internasional yang luas, Korea Selatan punya kesempatan untuk meminta bantuan dari negara-negara lain

Amerika adalah salah satu negara yang berpotensi menjembatani dan memfasilitasi Korea Selatan dengan ragam persenjataan juga strategi kalau kemudian terjadi peperangan dengan Korea Utara. Hal ini akan memicu ketegangan antar dunia, banyak negara akan terpecah untuk memihak salah satu dari negara tersebut. Kedua negara akan membentuk sekutu, permusuhan juga kebencian akan mendorong mereka untuk melancarkan serangan secara besar-besaran.

Indonesia sebagai negara yang menjalin persahabatan dengan dua negara yang berlawanan akan terdampak, tercatat 73 ribu orang tinggal di semenanjung Korea. Munculnya peperangan akan membuat warga Indonesia menjadi sasaran dari amukan negara yang bersangkutan. Warga Indonesia akan terdiskriminasi oleh negara yang menganggap Indonesia lebih memihak salah satu dari mereka, adanya bom atau nuklir yang dijatuhkan juga akan mengancam nyama warga Indonesia di sana. 

Atas kemungkinan buruk tersebut pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bisa segera mengajukan surat berisi himbauan perdamaian kepada PBB. Dengan begitu, PBB akan memerintahkan kedua negara untuk saling melakukan genjatan senjata demi menghindari jatuhnya nyawa dan kerusakan lainnya. Peperangan hanya akan menimbulkan kerugian baik dari infrastruktur maupun sosial. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline