Dia adalah sebatang rokok. ia cukup bangga bahwa kaumnya menyumbangkan pajak terbesar di negara ini. Kaumnya beredar di warung-warung pinggir jalan negara ini.
kewajiban rokok adalah mengabdi kepada tuannya. Begitulah kewajiban ia diciptakan oleh penciptanya. Ketika sebatang rokok menemukan tuannya, Ia begitu patuh.
Sebatang rokok memberikan sebagian besar hal penting dalam hidupnya.Dia merasa kesakitan saat diambil bagian itu oleh sang tuan. Tapi ia pasrah akan hal itu. walaupun ia akan terbakar oleh api dan meninggalkan abu tak bermakna.
Sebatang rokok mengabaikan kesakitannya. Karena Sebatang rokok sudah berjanji untuk patuh, ia rela melakukan itu. Sebatang rokok teringan akan kata-kata sang penciptanya.
"Jangan Pernah menyerah dengan rasa sakit, karena setelah itu kau akan merasakan kenyamanan"
Benar kata sang pencipta. Rasa sakit sebatang rokok hanya sementara. setelah itu ia merasakan kenyamanan yang sebenarnya.
Ia selalu ada dibagian tubuh sang tuan. bersatu dan mengair dengan darah.
Roko lainya menunggu giliran. satu dua tiga sampai berpuluh puluh batang sang tuan habiskan. Rokok-rokok itu merasa nyaman seperti sebatang roko yang terlebih dahulu diisap sang tuan.
Menanti dengan sabar. Sebatang roko terakhir menanti giliran diambil oleh sang tuan. Ia tinggal seorang diri di dalam bungkus, dengan terbuka bungkusnya sebatang roko melihat jelas sang tuan.
Sebatang roko itu mendengar suara batuk. Ia melihat bahwa tuanya sedang batuk.
"apa yang terjadi dengan tuanku?" ujar sebatang rokok