Lihat ke Halaman Asli

Film Pendidikan MARS; Persembahan untuk Perempuan

Diperbarui: 12 April 2016   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mimpi Ananda Raih Semesta Tayang 04 Mei Mendatang

[caption caption="Cholidi sebagai Ustadz Ali"][/caption]FILM MARS adalah momentum bagi dunia pendidikan tanah air berterima kasih pada sosok perempuan, apakah itu IBU tercinta, pengasuh atau kerabat keluarga, sosok bunda dilingkungan sekitar ataukah perempuan-perempuan yang tanpa pamrih menjadi 'Motivator' bahwa sekolah itu PENTING.

Cholidi Azzam yang berperan sebagai Ustadz Ali adalah sosok mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di desa Gn. Kidul yang kalau runut ke Novel berjudul sama Mimpi Ananda Raih Semesta karya Aishworo Ang yang menurut penulis skenario John De Rantau yang menterjemahkan ke dalam bahasa gambar kejadiannya memang 20 tahun yang lalu sekitar tahun 90-an yang memang Desa Gn. Kidul masih menjadi kantong kemiskinan yang sarat hal-hal yang mistik karena memang daerah yang gersang dan potensi desa dimana menurut John saat pagi hari berbondong warganya ke kota sekitar untuk bekerja sebagai buruh atau kerjaan lainnya tidak bertani karena memang kawasan yang tidak subur alias tandus karena ketiadaan air.

Semua itu berhasil dipotret oleh sineas muda yang memang berlatar pengusaha, Sahrul Gibran yang didapuk mengentaskan perjuangan perempuan bernama TuPon (Kinaryosih) yang berjuang menyekolahkan anaknya yang perempuan bernama Sekar Palupi (diperankan Chelsea saat anak-anak & remaja oleh Acha Septriasa). "Kehadiran Ustadz Ali yang mengajarkan Iqra sebagai inspirasi untuk belajar sampai ke negeri Cina setinggi mungkin, karena pendidikan dapat merubah nasib. Ceramah ini didengarkan oleh ibu TuPon dimana Sekar masih kanak-kanak dan dari sejak itulah ia memperjuangakan terus Sekar bisa sekolah dan jadi martil dari cacian serta cemohan warga yang menertawainya karena deraan kemiskinan," papar Sahrul lugas.

Hal itu dibenarkan oleh John De Rantau bahwa betul turning pointnya memang dari ceramah yang didengarkan oleh ibu TuPon yang menyemangati sehingga Sekar meraih beasiswa sampai ke Oxford University.

Produser Andy Shafik yang didampingi oleh koleganya Djonny memang memberikan gambar yang indah dan sangat inspiratif dari kondisi sebenarnya dari kawasan yang tidak ada gunungnya tapi disebut Gn. Kidul karena kawasan datar tapi kering dan tandus sampai syuting di negara paling maju serta berada di kampus bergengsi yakni Oxford University.

"Film ini pertama yang syuting resmi dan diperbolehkan laiknya syuting Harry Potter dan film Hollywood lainnya yang bisa mengambil gambar di kawasan kampus Oxford dan sekitarnya. Penonton akan melihat sendiri pidato dari Sekar raih semesta anak perempuan dari desa yang tandus dan didera kemiskinan sekitar tahun 90an dalam situasi dalam film ini serta tentu saja setelah 20 tahun sudah berbeda jauh sampai sekarang," pungkas Andy Shafik berapi-api.

Sama seperti Sahrul sang pembelajar yang memang mengakui ini sebagai 'bayi pertama'nya sebagai sutradara dihadapan para bloggers, gurunya 'John De Rantau' yang ia akui sangat menuntunnya untuk memahami teori sinematografi dan langsung prakterk karena Sahrul tahu John adalah mentor terbaik sejak LA Indie Movie 7 tahun telah banyak melahirkan sineas tanah air ini.

Sahrul bersama Cholidi Azzam, John, bintang cilik Chelsea dan Djohnny berada di tengah-tengah cinemablogger dari KOPI- Koalisi Online Pesona Indonesia tadi siang, Selasa (12/4) dimarkas KOPI Kabarindo Gedung Sarinah Thamrin lt. 12 Jakarta Pusat.

Saya tentu saja exciting mendengar langsung dari filmaker, pemain dan tentu saja produser bagaimana film Mars diproduksi dan siap tayang 04 Mei mendatang sambut Hardiknas 2016. Tidak saja didukung oleh Fatayat NU, rencananya Mendikbud, Anies Baswedan selepas upacara 2 Mei Hardiknas akan melakukan Nonton Bareng di Cinemaxx FX Mall yang bersebelahan dengan Kemendikbud menjadi momentum semua pendidik wajib nonton film MARS ini bahwa bersekolah itu penting memperbaharui nasib dan merajut masa depan yang lebih baik.

"MARS ini skenarionya saya tulis segenap hati dan saya persembahkan untuk banyak anak-anak yang belum bisa bersekolah dengan beragam alasan. Pendidikan itu penting sekali untuk masa depan yang lebih baik, menjadi bagian dari film ini adalah kebanggaan tersendiri sehingga tentu saja film ini harus ditonton sejuta orang agar pendidikan di Indonesia lebih baik dan kita semua ini punya ibu TuPon lainnya yang bisa jadi ibunda sendiri yang melahirkan, ibu dipanti asuhan, sosok perempuan dalam lingkungan kita sehingga bisa baca tulis dan bisa menjadi seperti saat ini, semua pasti dari proses yang panjang, bukan ?," ucap pria yang penuh idealisme yang optimis siap merampungkan karya terbarunya Ali Topan Anak Jalanan sebagai film berikutnya bersama produser Andy Shafik akhir tahun 2016 ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline