Lihat ke Halaman Asli

Osilasi Kehidupan

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah ku melihat sebuah pegas, indah terlihat ketika ia berosilasi (baca:bergetar) secara harmonik. alih-alih ternyata gaya pemulih yang membuat pegas itu kembali setelah disimpangkan. F = - k.x F = gaya pegas k = konstanta pegas x = simpangan tanda (-) menyatakan berlawanan dari simpangan namun tahukah hai sahabat, terlepas dari nilai simpangan dan konstanta pegas, mari kita iqro (baca:membaca), dan hidup kita pun seperti pegas. bila simpangan ibarat kesenangan maka gaya pemulih ibarat kesulitan, begitupun sebaliknya. "Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum kafir itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) (QS. Ali-'Imran : 140) dalam hidup senang dan sedih selalu bergilir, ketika kita merasa senang maka bersiaplah suatu ketika kita akan sedih, dan ketika kita merasa sedih maka bersiaplah pula suatu ketika kita akan senang. "Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan." (QS.al-Insyirah:6) hakikatnya entah kemudahan atau pun kesulitan bisa menjadi sebuah momentum untuk meningkatkan kadar taqwa kita kepada Allah. ketika menerima kesulitan kita diminta untuk bersabar dan ketika menerima kemudahan kita pun diminta untuk bersyukur. kemudahan dan kesulitan ialah sepasang sandal yang selalu berjalan beriringan. Bila kemudahan ibarat hujan dan bila kesulitan ibarat kemarau, maka kita butuh keduanya untuk melihat indahnya pelangi. waAllahu'alam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline