Banyak opini begini dan begitu soal pertalite. Ya, bukan hanya soal harganya saja. Walaupun ini masih dalam masa periode kenaikan BBM yang menjadi headline pemberitaan sana-sini. Berbagai aksi demonstrasi juga mewarnai tanah air di berbagai elemen yang turun ke jalan menyuarakan aspirasi untuk menolak kenaikan harga BBM yang tergolong sangat tinggi. Distribusi pun menjadi semakin membutuhkan bahan bakar yang mahal dan bisa berimbas pada kenaikan harga komoditi lain.
Namun, akhir-akhir ini Kita dihebohkan dengan kabar bahwa bensin pertalite menjadi sangat 'boros' yang dimana tak sedikit yang mengeluhkannya. Seperti di media sosial, banyak yang diwawancarai dan bahkan menuliskan pengalamannya tentang bahan bakar pertalite yang dikeluhkan semakin boros. Mereka pun sempat menduga pula bahwa pertalite 'cepat menguap' atau bahkan tak kedap tangki bensin.
Lalu apakah benar begitu? meskipun faktanya agak muskil dimengerti, namun Kita bisa untuk beropini dengan percobaan dan komparasi perhitungan. Hitung saja misalnya dahulu Kita sering membeli bensin seharga Rp 20.000, yang dimana tangki motor Kita penuh. Dahulu katakanlah misalnya bensin seharga Rp 7000,- per satu liter. Kita akan mendapatkan 2 liter (Rp 14.000,- plus sisa tambahan Rp 6.000 rupiah berupa bensin. Jadi katakanlah siapapun yang membeli dengan harga Rp 20.000,- akan mendapat 2 liter bensin lebih.
Lalu bandingkan dengan saat ini yang dimana harga pertalite per liter sudah menyentuh angka Rp 10.000,- yang dimana dengan uang Rp 20.000,- hanya akan mendapat 2 Liter saja bukan? perhitungan memang logis dan apakah ini juga layaknya pengaruh efek psikologis? yang memang sepertinya kontra terhadap kenaikan harga BBM? bisa jadi begitu. Karena memang psikologis juga mempengaruhi sugesti dan alam bawah sadar. Terlebih lagi karena penolakan, Kita tak terlalu meyakini fakta sebenarnya (bahwa harga belum naik) dan masih berkaca pada (harga BBM) masa lalu sebagai patokan.
Ini tentu menjadikan Kita masih merindukan harga BBM versi lama dan masih terngiang-ngiang dengan harga masa lalu di masa saat ini. Itulah mungkin mengapa banyak orang membeberkan pengalamannya tersebut. Terlebih lagi, Kita tahu bahwa kekuatan pikiran sugesti dapat menghipnotis pribadi seseorang itu sendiri bukan? realistis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H