Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Azry Zulfiqar

Independent Writer

Apakah Setiap Kasus Harus Viral Dahulu?

Diperbarui: 24 Agustus 2022   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kasus oknum aparat yang menghiasi layar kaca dan platform kita, kasus pencurian cokelat, kasus pelecehan seksual dan ini itu serta banyak lagi sepertinya lahir tumbuh pemberitaannya dari beberapa platform. Memang sudah masuk pemberitaan, namun lebih masif dan diteruskan karena 'berkat' dari netizen yang bersuara dan berteriak dari media sosial. Sebenarnya aparat pun sudah bekerja. Penegakan hukum pun ada, namun untuk melengkapinya dan melanjutkannya untuk lebih melek mata memang faktanya dari media sosial.

Sempat muncul cuitan sana-sini bahwa sebuah kasus akan lebih melek dan cepat dari jalur media sosial. Bahkan sang para pelaku pun lebih mudah didapatkan informasinya dan data dirinya dari media sosial. Para netizen pun seakan berkompetisi dan berlomba untuk doxxing atau menyebarkan informasi pribadi para pelaku. Faktanya, lebih Mereka ingin cepat dan men-share data-data tersebut sebagai ajang 'penyelesaian' sebuah case.

Lalu, apakah mesti viral dahulu? apakah harus benar-benar disentil oleh media sosial dan para netizen? dan terlebih media sosial lebih update daripada tv swasta. Semua orang atau hampir semua orang memiliki media sosial. Mungkin dengan adanya kemudahan alias non-voice to voice secara langsung memang memudahkan semua kasus untuk disebar. 

Padahal, zaman dahulu sepertinya tidak terlalu mempedulikan sebuah kasus. Bahkan katanya sih 'Nggak ngurus' atau 'Ora urus' saja begitu.

Tapi saat ini, berbagai kasus menjadi topik populer sekalipun bagi seorang remaja penggemar K-pop atau apapun. Karena memang faktanya semua kasus ini bukanlah dari 'menariknya' kasus tersebut. Melainkan era media informasi. Lalu memviralkannya layaknya suatu yang harus atau bahkan menimbukan penasaran karena kasus tersebut sangat trending. Instagram, TikTok, Facebook, Twitter dan lainnya pasti memiliki topik yang sama dalam berbagai periode tersebut.

Sebenarnya bukan karena kasus tersebut, sekali lagi ini merupakan trend yang up to date, yakni lebih kepada tidak ingin kehilangan informasi dan rasa peduli yang benar-benar update. Cukup baik dan sepertinya tidak buruk jika dilandasi dengan kepedulian. Meskipun doxxing kadang menjadi kontroversi dan terkesan tidak tepat sasaran. Tapi faktanya, dengan viralnya kasus apapun akan menjadikan dorongan semua elemen untuk setidaknya membantu atau minimal peka terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan penegakan hukum.

Mungkin saja dahulu banyak kasus yang tidak banyak di blow-up karena media sosial belum semegah ini. Mungkin saja Kita butuh mentransfer kesadaran dengan sosial media. Karena semua elemen dibutuhkan dengan fasilitas sosial medianya bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline