Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Azry Zulfiqar

Independent Writer

Bolehkah Dark Joke Masuk ke Dalam Kategori Komedi?

Diperbarui: 18 Januari 2021   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pexels.com

Sedang ramai belakangan ini soal dark joke. Kata-kata yang cocok soal fenomena ini adalah setelah terjadi musibah, terbitlah dark joke. Saat ini, hampir semua orang mengerti tentang dark joke dan bahkan menikmatinya serta membuatnya. 

Lalu apakah dark joke itu? dark joke adalah komedi gelap yang menyangkut topik-topik bahasan tabu atau sensitif jika dibawa ke khalayak umum. Umumnya berkisar masalah yang sebenarnya menyangkut tentang kemanusiaan, tragedi, musibah, bencana alam, disabilitas bahkan SARA dan dibalut dengan alur komedi.

Seorang anak remaja baru-baru ini dikecam didunia maya lantaran cuitannya yang menyinggung tentang peristiwa kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang terjadi padaawal bulan januari lalu. Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak yang mengangkut penumpang sebanyak 62 orang, yang terdiri dari 6 kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.

Banyak juga netizen lain di media sosial instagram, facebook dan twitter ramai-ramai dan berkompetisi seakan membuat dark joke dalam momen yang sedang hype tanpa menghiraukan empati kepada korban dan keluarga korban yang sedang berduka. Entah mengapa tragedi penerbangan nasional  yang bahkan berbagai negara mengucapkan belasungkawa ternyata dijadikan "bahan konten" atau bahan komedi yang sungguh menyingkirkan jiwa-jiwa kemanusiaan.

Lalu siapa yang pertama kali menciptakan dan memperkenalkan istilah ini? Dialah Andre Breton yang memperkenalkan dark joke di dalam bukunya yang berjudul Anthologie de l'humor noir. Di dalam buku itu juga Andre Breton menceritakan bahwa  perumus atau penemu sejati dark joke sejatinya adalah Jonathan Swift.

Lalu apakah dark joke itu termasuk komedi? Ya, memang setiap yang mengandung sense of humor ataupun berpotensi menghasilkan tawa itu adalah komedi. Dari penyebutannya pun tertulis "komedi gelap" akan tetapi, apakah semua orang bisa menerimanya? mengingat komedi dark joke ini lekat dengan kontroversi walaupun di internet atau dunia maya banyak sekali berseliweran tersedia dan tersebar juga orang yang menikmatinya. Ini dia masalahnya.

Ada kutipan di internet tentang masalah ini yang bertuliskan "dark humor is like food, not everyone gets it" begitulah kutipannya. Jadi apa maksudnya? kira-kira diartikan bahwa dark joke itu akan terasa "nikmat" layaknya makanan bagi sebagian penikmatnya dan tidak akan bisa diterima alias tidak manusiawi bagi yang bersebrangan. Tapi, bersebrangan di sini bukanlah karena hal selera ataupun ketidaksukaannya pada pribadi si pembuat humor tersebut melainkan kepada topik yang diangkatnya.

Umumnya kalangan yang kontra ini adalah sekelompok orang yang menjunjung tinggi norma, memiliki solidaritas, memiliki empati dan simpati yang tinggi. Kalangan ini memang normal layaknya sebagai manusia yakni memanusiakan manusia sehingga tidak salah memang jika ada yang seolah-olah "mempermainkan" kemanusiaan demi sebuah humor belaka.

Selanjutnya, yang menolak pun adalah pihak yang menjadi objek humor tersebut. Banyak memang objek soal dark joke seperti korban penjajahan, korban kriminalitas, anak yatim piatu, ras atau suku tertentu, korban pelecehan, wanita, kaum difabel dan lain-lain yang memang seharusnya tidak pantas untuk ditertawakan.

Sebenarnya, membahas mengenai dark joke ini memang tidak bisa disandingkan dengan kesopanan yang artinya di dalam dark joke atau komedi gelap memang tidak mengenal kesopanan dan empati. Jadi memang selalu menimbulkan konflik sosial dan perdebatan umum tentang layak diterimanya komedi ini atau layak digolongkannya komedi gelap ini.

Jika ada sebuah komedi tentang kemanusiaan dan tidak terjadi pada peristiwa yang sedang dekat terjadi serta hanya berdasarkan imajinasi si pembuatnya saja apakah masih bisa diterima? jelas tidak. Sebagian pasti akan menolak karena yang namanya kemanusiaan itu berlaku dimanapun dan kapanpun sekalipun tidak ada peristiwa nyata yang serupa dengan apa yang dilontarkan oleh pembuatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline