Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Azry Zulfiqar

Independent Writer

Cerita Rakyat Indonesia yang "Nyeleneh" tapi Kaya Pesan Moral

Diperbarui: 27 November 2020   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cerita rakyat adalah cerita atau kisah yang berasal dari masyarakat penduduk Indonesia dan tercipta turun menurun dari generasi ke generasi. Cerita rakyat juga diceritakan atau disampaikan dari lisan ke lisan oleh masyarakat dulu hingga masih diwariskan dan diceritakan kembali sampai saat ini. Cerita ini juga mengandung nilai, tokoh dan setting yang dimiliki Indonesia.

Cerita rakyat juga berasal dari berbagai daerah yang dimana semuanya memiliki macam-macam karakter. Cerita rakyat ini memang bagus dan baik sebagai warisan budaya. Alurnya serta esensi ceritanya juga sangat baik karena di setiap cerita punya nilai jadi tidak hanya keindahan ceritanya saja. Namun, sebagus apapun nilainya juga pastinya siapapun yang mendengar juga secara keseluruhan mendengar utuh isi cerita. Jadi tujuan baik bercerita pun sepertinya juga menyangkut isinya secara keseluruhan.

Agak lucu dan sebetulnya menarik, karena yang penting nilai dan pesan moralnya dalam semua cerita. Namun, kalau diceritakan secara terus turun temurun pastinya agak mengundang banyak tanya mengapa isi keseluruhan cerita atau bahkan seperempatnya pun agak "nyeleneh" bagi orang awam yang belum bisa berfikir positif untuk hanya mengambil pesan moral.

Pernah dengar Sangkuriang? pemuda yang ternyata mencintai Dayang Sumbi yang dimana Dia adalah Ibu Kandungnya. Lalu pernah membaca cerita  Jaka Tarub? Ia mencuri selendang bidadari dan mengintip para Bidadari yang sedang mandi serupa dengan cerita Awang Sukma dalam cerita rakyat Telaga Bidadari . Lalu tentang Bawang Putih dan Bawang Merah yang dimana bagi orang awam agak "mendiskreditkan" soal Ibu Tiri dan Saudara Tiri. Kemudian cerita Fabel Si Kancil yang suka mencuri tetapi terkenal cerdas. Lalu cerita Rakyat Danau Toba yang menikah dengan Ikan jelmaan bidadari dan masih banyak lagi keunikan-keunikan lainnya.

Dari kecil memang sudah diajarkan bahwa setiap cerita harus dimaknai dan diambil pesan Moralnya. Jadi dari kecil pun tidak akan sadar dengan "keunikan-keunikan" alur cerita keseluruhan itu semua. Namun saat beranjak besar memang mengundang tawa bahwa semua cerita rakyat itu unik-unik atau "nyeleneh" dalam isi yang "kreatif" namun tidak melupakan pesan moral. Legenda, fabel, mitos, cerita rakyat atau apapun itu yang membuat Kita kaya dengan karya sastra bukan? Ini yang harus disyukuri. 

Intinya, pesan moral atau kesimpulan dalam cerita itu memang penting karena itulah tujuan makna dari cerita itu disampaikan. Pastinya memang berguna walau bagaimanapun isinya. Pesan moral cerita sangkuriang mengajarkan bahwa supaya Kita semua harus menghormati dan patuh kepada orangtua serta menghindari sifat penuh amarah.

Lalu, Kisah Jaka Tarub dan Telaga Bidadari juga mengajarkan Kita untuk tidak mencuri dan jika menginginkan sesuatu hendaknya dengan cara yang halal dan benar serta menegaskan pada Kita bahwa kebusukan pasti akan ketahuan juga. Lalu bawang putih dan bawang merah juga memberi pesan kepada Kita untuk selalu bersikap baik dan tulus karena akan berbalik kepada Kita sendiri dan begitu pula sebaliknya. Kancil yang cerdik juga mengajarkan Kita untuk menggunakan siasat dan taktik dalam bahaya. Lalu Cerita Rakyat Danau Toba juga mempunyai pesan mendalam tentang pentingnya berjanji serta menolak untuk ingkar walau dalam hal terkecil pun.

Memang benar yang namanya cerita pasti ada konflik dan penyelesaian karena sangat tidak mungkin cerita itu bersifat datar saja. Keunikan dan pesan moral juga seakan menjadi kombinasi bagi semua cerita rakyat Indonesia ini. Selain itu, kultur, kearifan lokal, adat dan kebiasaan masyarakat memang seperti rasa dalam suatu cerita dan membuat cerita itu terus turun temurun nan bersifat abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline