Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Azry Zulfiqar

Independent Writer

Jangan Iri dengan Privilege Orang Lain

Diperbarui: 9 September 2020   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi privilage (Sumber: www.pixabay.com)

Mengenai privilege sudah banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Apa itu privilege? Definisinya mudah untuk dicerna, privilege yaitu hak istimewa yang kalau mau dicontohkan kira-kira seperti ini:

A: Liat deh dia udah cantik pinter juga kan bisa kuliah diluar negeri!

B: Ah itu karena dia udah cantik dan bisa gitu karena lahir dari keluarga kaya!

Begitulah kutipan percakapan yang memaparkan definisi privilege. Definisinya tidak sulit dimengerti namun sangat sulit jika kita mengalaminya bukan? Kesal? 

Bagaimana jika kamu yang biasa-biasa saja ternyata kalah nasib dengan teman kamu yang segalanya bisa "dimudahkan"? Pasti kan? Itu Dia.

Setelah sudah tahu definisinya maka pertanyaan selanjutnya ialah, "Apakah Kita termasuk yang memilikinya? Atau bahkan pernah mengalaminya sebagai 'korban'?"

Di antara dua pertanyaan tersebut pastinya memiliki banyak jawaban yang memang ujungnya antara si pemilik atau si "korban" yang iri atau terganggu dengan keistimewaan tersebut atau bahkan yang biasa saja bukan?

Artinya, Kalian memiliki hak istimewa tersebut atau bahkan yang tersingkirkan dari berbagai kompetisi gara-gara hal tersebut.

Istilah privilege muncul ke atas permukaan dan pembicaraan umum saat ini, penyebabnya? Apalagi kalau bukan pemberitaan atau publikasi foto-foto seorang selebriti, orang terkenal, influencer yang "dengan mudahnya" bisa berkuliah di luar negeri, menjadi langganan bintang tamu di talkshow kelas atas, perlakuan eksekutif, punya acara televisi dengan mudah serta meraih kesuksesan dan karir yang brilian dengan mudah.

Untuk hal-hal tersebut seperti kontestasi dan kompetisi wajar saja. Tidak perlu iri dengan semua itu, bahkan sebenarnya, mereka pun punya beban menyandang keistimewaan tersebut.

Mulai dari beribu mulut yang memuji untuk harus tetap sempurna, berbagai mata yang menyoroti sikap mereka, taring-taring tajam yang siap menerkam jika terjadi hal-hal yang tidak mengenakkan di publik dan berbagai macam cap stigma yang siap mendarat di kening-kening mereka jika keluar jalur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline