Dikisahkan ada seorang bangsawaan yang memiliki seorang anak yang berusia enam tahun yang sangat aktif.
Keaktifan si anak akan terhenti ketika ia mulai menggores tinta pada alas apapun untuk menggambar, ia senang sekali menggambar dan mencoret-coret tanah di halaman belakang tempat ia bermain.
Pada suatu ketika terjadilah suatu hal yang tidak di inginkan saat itu sianak bermain di dalam rumah dan melihat kain sutra emas di sebuah kursi, kemudian diambilah sutra tersebut untuk di jadikan alas menggambar.
Tak lama kemudian ayah dan ibunya (sang bangsawan dan istrinya) pulang dan disambut gembira oleh anaknya lalu diperlihatkan hasil coretanya kepada sang ayah. Melihat coretan tersebut sang ayah benar-benar marah besar , lalu dipukulah tangan kanannya sambil dicaci maki oleh ayahnya dan berkata "dasar anak bodoh, nakal, apa kamu tidak tahu kain sutra ini sangat berharga, jatuhlah kehormatan ayah karena coreta ini, sang anak pun menjawab sambil menangis "ampun ayah, sakit."
-Kain sutra tersebut adalah pemberian dari sang raja (karena sang bangsawan sangat berjasa pada Negara).
Hari-hari sang bangsawan sangat sibuk dengan pekerjaanya begitu pun dengan isterinya yang memiliki kegiatan diluar rumah, sehingga anak hanya didampingi oleh pengasuhnya karena mereka tak ada waktu untuk mengajak atau untuk sekedar menemani si anak bermain.
Ibunya terdiam melihat anaknya di pukuli ayahnya dan merasa terenyuh melihat kain sutra yang kotor oleh coretan gambar.
Bekas luka pukulan sang ayah ditangannya, memang tidak nampak tapi akibatnya setiap anaknya mandi selalu menjerit-jerit karena kesakitan, Beberapa hari kemudian si anak demam, si pengasuh pun segera melapor kepada sang bangsawan dan isterinya karena takut terjadi sesuatu pada si anak.
Karena masih menyimpan perasaan marah pada si anak , kemudian istri bangsawan atau ibunya hanya memberi obat penurun panas.
Pada suatu hari si anak kesakitan dan panas makin tinggi lalu sipengasuh melapor lagi pada bangsawan dan isterinya, kemudian dibawalah sianak pada tabib.
Setelah tabib memeriksa keadaan si anak, terlihat tangan si anak membiru bekas pukulan. "satu-satunya jalan untuk menyembuhkan anak tuan maka tangan sianak harus di amputasi (potong) karena jika tidak, maka penyakit si anak akan menjalar pada semua bagian tubuhnya." kata sang tabib pada sang bangsawan.