Kala lembayung senja terpancar indah di nabastala
Sang bayu memilih membisikkan rayuannya
Saat itulah, untaian kata manis kau ucapkan
Mendayu-dayu, bak mantera yang menyandera tawanan
Dikala langkahku terseok tak tentu arah
Memaksa, menyeretku hingga di ujung pasrah
Kau pilih mendekap erat tubuhku
Mendamaikan hatiku yang rancu
Namun, kini semua meninggalkan kesan menyakitkan
Yang terus berputar hingga memekakkan ingatan