Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Mudik Gratis Lebaran 2013

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik Gratis Lebaran 2013 - Mudik atau pulang kampung merupakan waktu yang ditunggu-tunggu bagi para pekerja yang bekerja diluar daerah, khususnya yang bekerja di ibukota. Mulai dari pegawai level bawah hingga level paling tertinggi. Kesempatan mudik dan berlibur bersama keluarga di kampung halaman, sambil merayakan hari besar umat Islam sudah menjadi trend populer di negeri ini.

Ada hal baru yang timbul beberapa tahun kebelakang berkaitan dengan ritual mudik, yaitu Mudik Gratis Lebaran 2013. Mungkin bagi kalangan berada atau kalangan mampu, mudik gratis bukanlah sebuah berita hebat yang mengharuskan mereka bersiap menantikan waktu pendaftaran agar mendapatkan tiket gratis untuk mudik bersama keluarga. Lain hal dengan kalangan buruh dan para pekerja. Mudik gratis menjadi sesuatu yang diharapkan dan ditunggu-tunggu setiap tahun, selain mereka bisa mendapatkan kesempatan untuk pulang kampung secara cuma-cuma, mudik gratis yang diadakan oleh berbagai lembaga swasta dan pemerintah dianggap mereka memiliki kepastian dalam hal keamanan serta kenyamanan.

Bukan tanpa tujuan Pemerintah maupun perusahaan swasta mengadakan program mudik gratis ini. Selain dapat mengatur jadwal keberangkatan para pemudik sehingga tidak menimbulkan ledakan penumpang pada hari yang sama. Program mudik gratis seperti ini dianggap pemerintah dan perusahaan swasta sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap masyarakat.

Mudik gratis seharusnya memiliki makna benar-benar gratis serta dengan tujuan benar-benar perduli terhadap masyarakat. Namun sayangnya beberapa perusahaan swasta mengadakan program mudik gratis dengan embel-embel dan syarat yang kadang tidak memihak kepada masyarakat yang seharusnya berhak mendapatkan program mudik secara gratis. Sebut saja sebuah perusahaan Benii mengadakan program mudik gratis dengan mensyaratkan saldo minimal 10 juta dan sudah menjadi member perusahaan mereka minimal satu tahun. Secara logika jika masyarakat atau seseorang yang memiliki saldo minimal  10 juta, tidak akan pusing memikirkan bagaimana biaya mudik dan lain-lain. Selain program mudik gratis tidak mendapatkan sasaran yang tepat, program seperti ini menimbulkan banyak kekecewaan di lapisan masyarakat. Secara hukum tidak ada yang salah apabila sebuah perusahaan memanfaatkan popularitas keadaan untuk mendapatkan keuntungan, namun secara nurani seharusnya program seperti ini lebih memiliki tujuan yang mulia dalam membantu masyarakat dari golongan yang kurang mampu.

Terlepas dari itu semua program mudik gratis memang belum mencapai semua lapisan masyarakat. Hal ini berkaitan juga dengan tingginya angka pemudik setiap tahunnya di negara ini. Masih banyak pula masyarakat yang mungkin tidak kebagian jatah mudik gratis, yang umumnya program seperti ini memiliki pembatasan kuota pada setiap pemberangkatan. Bagi masyarakat yang tidak mendapatkan jatah mudik gratis mungkin dapat mencari lebih dalam informasi mudik gratis lainnya atau membaca tips mudik gratis yang mungkin saja cocok diterapkan pada mudik tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.

Kita semua berharap program-program seperti ini akan terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya, dan lebih memihak kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan kesempatan untuk mudik tanpa biaya. Selain itu pemerintah juga diharapkan dapat lebih giat dalam menata sistem penyelenggaraan mudik gratis setiap tahunnya, agar program mudik dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline