Lihat ke Halaman Asli

artikasari

Mahasiswa

Pelecehan Seksual terhadap Mahasiswa di Universitas Hasanuddin Makassar

Diperbarui: 7 Januari 2025   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pelecehan Seksual terhadap Mahasiswa di Universitas Hasanuddin Makassar: Refleksi atas Realitas Kampus

Pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi, termasuk Universitas Hasanuddin Makassar, adalah masalah yang mendesak dan sering kali dipicu oleh ketimpangan relasi kuasa, minimnya edukasi, serta kelemahan dalam mekanisme pelaporan dan penanganan kasus. Untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari pelecehan seksual, diperlukan upaya strategis seperti meningkatkan kesadaran melalui edukasi, membentuk unit khusus penanganan kasus, menyediakan layanan konseling bagi korban, menerapkan kebijakan tanpa toleransi, dan bekerja sama dengan pihak eksternal. Dengan dukungan dari semua pihak, universitas dapat menjadi teladan dalam melindungi hak mahasiswa sekaligus menjaga integritasnya sebagai institusi pendidikan.

Masalah pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi merupakan isu yang sangat krusial dan tidak boleh diabaikan. Sebagai institusi pendidikan yang berperan dalam membentuk generasi cerdas dan berintegritas, universitas memiliki kewajiban moral untuk memastikan lingkungan yang aman dan mendukung bagi seluruh sivitas akademika. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa ancaman pelecehan seksual masih menjadi tantangan yang nyata bagi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi, termasuk di Universitas Hasanuddin Makassar.

Berbagai laporan, baik formal maupun informal, menunjukkan bahwa pelecehan seksual tidak hanya berbentuk tindakan fisik, tetapi juga sering terjadi dalam bentuk verbal dan digital. Fenomena ini mengungkap adanya ketimpangan relasi kuasa, minimnya edukasi tentang pelecehan seksual, serta lemahnya langkah penanganan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Tulisan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong tindakan kolektif dari semua pihak, termasuk institusi pendidikan, mahasiswa, dan publik, dalam mengatasi masalah ini. Universitas perlu mengambil peran strategis untuk melindungi hak-hak mahasiswanya, sementara masyarakat harus terus mengawal persoalan ini agar tidak berlalu begitu saja tanpa penyelesaian yang adil.

Sejauh mana Universitas Hasanuddin telah merespons isu ini? Apakah kebijakan dan langkah yang diambil sudah efektif? Ataukah ada kekurangan yang perlu diperbaiki? Pendahuluan ini membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai akar persoalan, dampak, serta solusi yang dapat diterapkan untuk mewujudkan lingkungan akademik yang lebih aman dan bebas dari pelecehan seksual.

Menggali Fakta Pelecehan Seksual di Universitas Hasanuddin Makassar

Pelecehan seksual di lingkungan pendidikan tinggi bukanlah isu yang baru, namun kompleksitasnya membuat penanganannya menjadi tantangan besar. Di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, berbagai kasus yang mencuat menjadi pengingat akan pentingnya langkah nyata dan menyeluruh untuk mengatasi persoalan ini. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas penyebab utama, dampak, dan strategi efektif untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman.

Penyebab Utama

Salah satu akar masalah pelecehan seksual di kampus adalah ketimpangan relasi kuasa. Pihak yang memiliki otoritas, seperti dosen, staf, atau mahasiswa senior, kerap memanfaatkan posisi mereka untuk melakukan tindakan tidak pantas terhadap mahasiswa yang lebih muda atau dalam posisi lemah. Selain itu, kurangnya pemahaman mengenai pelecehan seksual di kalangan sivitas akademika memperparah keadaan. Banyak yang belum menyadari bahwa pelecehan tidak hanya berupa tindakan fisik, tetapi juga melibatkan komentar verbal, gestur, dan pelecehan melalui media digital.

Sistem pelaporan yang lemah di universitas juga menjadi hambatan utama. Banyak korban enggan melapor karena takut akan dampak negatif seperti stigma, tekanan balik dari pelaku, atau ketidakpastian perlindungan. Akibatnya, banyak kasus yang tidak pernah dilaporkan atau diselesaikan secara tuntas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline