Lihat ke Halaman Asli

Artika Puspitasari Salsabila

Mahasiswa 23107030046 UIN Sunan Kalijaga

Apakah Cantik itu Harus Mahal?

Diperbarui: 4 Juni 2024   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.kompas.tv/lifestyle/467989/bpom-update-daftar-181-kosmetik-merkuri-dan-non-merkuri-tersebar-di-jakarta-hingga-jawa-timur?page=all

Kamu pasti menyadari bahwa kebanyakan wanita berpikir cantik itu harus mahal. Jujur saya juga berpikir demikian. Di zaman sekarang, yang tidak cantik tidak akan dihargai, sedangkan yang cantik akan dipuja-puja. Sehingga semua wanita berbondong- bondong ingin membeli skincare, make up, hingga perawatan yang harganya bisa mencapai jutaan. Bagi sebagian perempuan yang memiliki pekerjaan sebagai model, beauty vlogger, ataupun sebagai influencer pastinya harus  menampilkan wajah cantik agar tetap menarik di media sosial (medsos). Bukan hanya pekerjaan itu saja, zaman sekarang seluruh pekerjaan juga harus memiliki wajah yang cantik. 

Akibat dari tekanan ini, banyak wanita yang bahkan tidak memikirkan kesehatan dirinya, seperti lebih memilih membeli skincare ketimbang membeli makan. Memang miris, tetapi itulah yang terjadi di kehidupan kita saat ini. Bagi wamita yang memiliki penghasilan tinggi dan di atas UMK, merawat kecantikan wajah dengan biaya besar atau membeli kosmetik seperti make up dan skincare dengan harga mahal tidak akan menjadi masalah baginya. Namun, bagaimana dengan yang tidak memiliki dana besar dalam membeli kosmetik? 

Akibat dari tekanan yang diberikan kepada wanita, banyak sekali yang bahkan harus menggunakan pinjaman online untuk membeli kosmetik dan barang-barang branded agar dianggap cantik. Bagaimana mereka bisa membayar pinjol tersebut jika semua uangnya dihabiskan untuk memenuhi kegengsian dan keinsecureran mereka saja? Tekanan demi tekanan diberikan pada wanita. "Kamu harus cantik dulu kalau mau sukses." Banyak sekali perempuan percaya akan hal ini. Dan itu memang benar kenyataannya. 

https://www.tribunnewswiki.com/2019/12/29/deretan-produk-kosmetik-yang-dilarang-bpom-mengandung-bahan-berbahaya-hingga-dapat-sebabkan-kanker

Setelah statement "cantik dulu baru sukses", muncul lah statement lain yaitu "cantik itu harus putih". Nah akibat dari tekanan ini juga, banyak sekali wanita yang memilih untuk memutihkan badannya dibandingkan mengenyangkan perutnya. Bagi yang memiliki uang mah bisa aja. Kalau yang ga ada gimana? 

Akibat dari hal ini, banyak sekali wanita memberi skincare abal-abal dan menggunakan merkuri hanya karna harganya lebih terjangkau. Padahal kan tidak aman bagi kesehatan dan kulitnya, kenapa dia mau menggunakan itu? Ya karena dia tidak memiliki uang dan percaya kalau cantik itu harus putih. Tau tidak bahayanya menggunakan produk kosmetik merkuri? 

Yang pertama, mengalami kerusakan kulit loh. Merkuri dapat menyebabkan iritasi pada kulit, termasuk ruam, kemerahan, dan gatal-gatal. Penggunaan jangka panjang produk kosmetik yang mengandung merkuri dapat merusak lapisan kulit dan menyebabkan masalah kulit yang lebih serius. Mungkin saat kamu memakainya, kamu merasa bahagia karena kulit kamu seketika mulus dan putih. Tetapi saat kamu sudah berhenti menggunakannya, muncul jerawat dan bahkan flek hitam dimana-mana. 


Kedua, mengalami kerusakan mata. Paparan merkuri pada area sekitar mata dapat menyebabkan iritasi, peradangan, dan bahkan kerusakan pada mata. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan penglihatan dan masalah kesehatan mata lainnya.

Ketiga, terjadinya kerusakan ginjal. Merkuri yang diserap melalui kulit dapat mencapai aliran darah dan kemudian disaring oleh ginjal. Penggunaan produk kosmetik yang mengandung merkuri secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan masalah kesehatan ginjal yang serius.

Keempat, mengalami kerusakan sistem saraf. Paparan merkuri dapat berdampak negatif pada sistem saraf, terutama pada anak-anak dan wanita hamil. Merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat dan mengganggu perkembangan otak pada anak-anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline