Keterampilan menulis menuntut siswa untuk mampu menguasai pengetahuan terkait jenis tulisan yang akan dihasilkan. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang lebih sulit daripada keterampilan berbahasa lainnya. Menulis adalah kegiatan yang sulit karena penulis harus terampil dalam memanfaatkan struktur bahasa, dan kosa kata agar tulisannya menjadi pengungkapan gagasan dan pikiran yang baik. Dalam hal ini, menulis merupakan suatu keterampilan yang menjadi titik tertinggi dalam pembelajaran pada tingkat SMP. Salah satu tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa kelas VII pada kurikulum merdeka ini adalah menulis teks cerita fantasi. Akan tetapi, siswa selama ini mengalami kesulitan dalam menulis sebuah teks cerita fantasi. Hal ini dikarenakan siswa kesulitan dalam menentukan topik/ide dalam menuliskan teks naratif, kesulitan siswa yang kurang dapat memilih kosakata, kurangnya motivasi belajar siswa, pemahaman siswa tentang struktur dan kaidah kebahasaan teks cerita fantasi masih rendah, guru belum menerapkan model dan media pembelajaran yang tepat dalam penulisan teks cerita fantasi.
Berbagai upaya guna meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis ini telah dilakukan. Salah satu cara yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita fantasi siswa ialah dengan menggunakan media film bisu.Film bisu sendiri merupakan film yang di dalamnya tidak terdapat dialog sama sekali hanya ada gerak dan isyarat dari pemaian film tersebut. Oleh karena itu, diasumsikan dapat menstimulasi siswa untuk berpikir dan menulis cerita teks fantasi dari film yang sudah ditampilkan. Guru dapat mengupayakan agar siswa memiliki minat terhadap keterampilan menulis. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah sebagai media maupun metode dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menggunakan film bisu sebagai media untuk menulis cerita teks fantasi, serta membubuhi dengan pengetahuan baru yang mampu meningkatkan minat siswa dalam menulis sebuah cerita teks fantasi. Media film merupakan salah satu media yang cocok untuk digunakan dalam pembelajaran menulis cerita teks fantasi. Media film dapat merangsang siswa untuk memberikan imajinasi dan membuat siswa untuk bertindak kreatif dalam menulis. Media film juga dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar-mengajar.
setelah menggunakan media pembelajaran film bisu dan model pembelajaran berbasis masalah, siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Klaten menjadi lebih bersemangat, disiplin, dan kemampuan menulis teks cerita fantasinya meningkat. Hampir tidak ada kendala dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada saat menulis teks cerita narasi dengan menggunakan media film bisu dan model PBL. Sebaliknya, siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H