Lihat ke Halaman Asli

Kereta Cepat, Bener Cepatnya

Diperbarui: 14 November 2023   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Replika KC Whoosh di ruanag tunggu (dok. pribadi)

Senin (13/11) sore, perjalanan saya lanjutkan ke Bandung. Pesan tiket kereta biasa dari Gambir sudah tak memungkinkan. Karena hari itu, sejak pagi hingga siang ketemuan dengan orang menyita waktu. Maka saya mempertimbangkan untuk gunakan moda transportasi lain menuju tujuan. Masih timbang-timbang, tiba-tiba saya dipesankan Kereta Cepat Whoosh. Ahh, saya beruntung, karena di paginya, saya mengecek semua tempat duduk habis. 

Maka selepas pukul 15.00 WIB saya bersiap-siap menuju Stasiun Halim, stasiun Kereta Cepat Whoosh yang dari tol Cipularang nampak jelas. Santernya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sudah jadi perbincangan warga dan banyak orang yang ingin merasakannya. Sejak diresmikan Presiden Jokowi tahun ini, kereta cepat Whoosh atau kepanjangan dari Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat, animo masyarakat tinggi. Dan ketika promo bulan November ini, lonjakan penumpang cukup pesat sehingga jumlah perjalanan ditambah. 

Menurut General Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, penambahan Kereta Cepat Whoosh dari sebelumnya berjumlah 28-32 perjalanan menjadi 36 perjalanan. Dari tiap 51 menit di akhir pekan jadi rata-rata tiap 40 menit sekali. Benar memang saat saya tiba di Stasiun Halim, penumpang cukup banyak.

Tiket KC Whoosh (dok. pribadi)

Tiket yang tertera di tangan saya perjalanan G1141 dengan waktu keberangkatan pukul 16.45 WIB dan tiba di Stasiun Padalarang pukul 17.15 WIB.  Artinya dari Jakarta ke Bandung hanya 30 menit ! Nah, ini harus dibuktikan.

Sebelum masuk ke gerbong, seperti biasa, saya foto-foto lebih dulu. Dan, seperti umumnya penumpang lain, juga melakukan hal yang sama. Ini jadi bukti jejak digital yang sahih bahwa pernah menumpang Whoosh. 

Mesin cetak untuk tiket KC Whoosh (dok. pribadi)

Masih ada waktu 1 jam sebelum naik ke kereta. Saya berkeliling mulai dari lantai bawah hingga lantai dua ruang tunggu dan lantai 3 di mana kereta cepat itu berada. Di lantai 1, banyak penumpang yang mencari bagaimana mencetak tiket mereka. Tapi ada juga yang sudah digital dengan men-scan lewat gajet mereka. Untuk hal ini tak soal bagi saya. Saya memilih bertanya ke petugas perempuan yang saya temui dan ia mengarahkan saya untuk mencetak tiket pada jejeran mesin yang tersedia. Mudah di tahap ini. 

Lepas itu, saya berkeliling ke lantai satu itu. Ada sejumlah booth makanan yang menyediakan dagangannya ke calon penumpang. Ada juga toko-toko yang bertuliskan opening soon. Ahh, ini stasiun bakal tambah ramai di beberapa bulan mendatang. Puas di lantai satu, saya naik ke lantai dua. Hampir mirip, namun di lantai dua ini ada tempat duduk yang disediakan bagi penumpang di bagian depan pintu masuk sebelum naik ke lantai tiga. Di bagian luar juga terdapat booth-booth jajanan. Saya membeli air jeruk dingin dan mengajak ngobrol si penjualnya. 

Ruang tunggu di lantai 2 (dok. pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline